Ganti Judul dan ALt sendiri

Jangan Skip! Berikut Step by Step Prosesi Merawat Jenazah Sesuai Sunnah

Proses merawat jenazah

Setelah mempelajari dan memahami beberapa hal penting seputar merawat jenazah pada artikel sebelumnya, mari kita lanjut pembahasan mengenai prosesi merawat jenazah yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah.

Sebagaimana yang telah saya ceritakan, saya mengikuti pelatihan merawat jenazah yang diadakan oleh takmir masjid dekat rumah. Pembimbing kegiatan tersebut adalah Ibu-ibu dari Tim Pemuliaan Jenazah Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah di kota saya. Sebagian dari tim pernah bekerja di Rumah Sakit sebagai perawat dan rohaniawan. Jadi, selain kompeten dari segi ilmu fikih mengurus jenazah, juga memahami dan menerapkan ilmu perawatan jenazah dari sisi medis.

Proses merawat jenazah meliputi aktivitas memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan. 
Proses perawatan jenazah merupakan hak dan wewenang keluarga si mayit. Namun, apabila tidak bisa, dapat meminta tolong kepada orang yang berilmu, mampu dan amanah, seperti Tim Pemuliaan Jenazah di lingkungan sekitar.

Setiap muslim sebaiknya mulai sadar untuk mau mempelajari ilmu perawatan jenazah ini. Seharusnya merawat jenazah adalah kewajiban keluarga terdekat. Namun, edukasi bagi umat Islam secara luas masih sangat kurang, sehingga lazimnya masyarakat menyerahkan perawatan jenazah kepada Pak Modin atau orang lain yang paham.

Dengan tulisan ini, saya berharap semakin banyak umat Islam yang mau peduli dengan ilmu ini dan berniat untuk mengamalkannya dalam kehidupan

Tujuan dan Manfaat Perawatan Jenazah

Tujuan Perawatan Jenazah

Merawat jenazah memiliki 2 tujuan utama, yaitu:
  1. Mensucikan jenazah agar siap menghadap Allah Ta’ala dalam keadaan suci
  2. Memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah dan rasa puas/ridho bagi keluarganya

Manfaat Perawatan Jenazah

Merawat jenazah memiliki manfaat, yaitu:
  1. Mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah Subhaanahu wa ta’ala
  2. Menunjukkan rasa solidaritas kepada sesama manusia
  3. Membantu meringankan beban keluarga jenazah
  4. Sebagai ungakapan belasungkawa atas musibah yang dialaminya

Prosesi Perawatan Jenazah

Memandikan

Persiapan Memandikan:
  1. Menyediakan tempat memandikan yang cukup luas dan tertutup. Bisa menggunakan tirai khusus dengan penyangga. Desain bisa seperti sekat di ruang rawat inap rumah sakit atau seperti hijab/sekat di masjid. Sebaiknya setiap masjid besar memiliki perlengkapan untuk memandikan untuk dipinjamkan kepada warganya yang membutuhkan.
  2. Menyediakan meja yang kokoh. Bisa menggunakan meja lipat seukuran meja makan berbahan non kayu sehingga mudah dibersihkan dan disimpan.
  3. Menyediakan perlengkapan mandi, seperti: handuk, sabun, sarung tangan, apron plastik untuk petugas, underpads/diapers, daun bidara, kapur barus, parfum, washlap, cotton bud, selang dan kran untuk menyiram kotoran, ember, gayung, dan tas kresek/plastik atau keranjang untuk tempat pakaian atau perhiasan jenazah.
  4. Air mandi dibagi menjadi 3 bak. Bak pertama air bersih dan suci. Bak kedua diisi dengan air yang diberi antiseptik atau daun bidara. Bak ketiga berisi air dengan kapur barus yang sudah dihaluskan.
  5. Menyediakan kain kafan dan jarik
  6. Keluarga yang memandikan adalah keluarga terdekat dan sejenis. Misalnya ayah dengan anak laki-lakinya, ibu dengan anak perempuannya. Apabila tidak ada dan perlu dibantu dari petugas luar, tetap harus memperhatikan kesamaan jenis kelamin ini. Kecuali suami istri, maka boleh memandikan pasangan halalnya tersebut. Begitulah aturan agama. Memandikan ini setdaknya memerlukan 5 orang apabila ada. Sebaiknya menunjuk 1 leader untuk memberi komando dan mengontrol agar semua prosesi dapat terlaksana dengan tepat.
Membersihkan Badan Jenazah
  1. Niat karena Allah dan membaca bismillah
  2. Seluruh petugas hendaknya memakai apron plastik untuk menghindar dari percikan air dan najis, sehingga bisa langsung ikut menshalatkan tanpa perlu mengganti pakaiannya
  3. Menutup seluruh tubuh jenazah dengan kain, biasanya kain jarik batik.
  4. Melepaskan seluruh pakaian yang melekat di badan. Apabila kesulitan bisa mengguntingnya lalu memasukkan pakaian tersebut ke dalam tas kresek
  5. Melepaskan perhiasan dan gigi palsumya. Apabila sulit, maka tidak perlu melepaskannya karena khawatir menyakiti jenazah.
  6. Membersihkan Jenazah. Bersihkan wajahnya dan giginya dari kotoran. Biasanya bila jenazah telah lama sakit, akan banyak kotoran menempel di tubuh, wajah, dan kukunya. Bersihkan dengan hati-hati menggunakan washlap, dan bila perlu dengan cotton bud.
  7. Gunting kukunya secara hati-hati. Bersihkan juga genggaman tangannya karena kadang ada kasus jenazah menggenggam sesuatu seperti kotoran karena saat sakit parah kadang tidak sadar dengan yang dilakukannya.
  8. Menyiramkan air yang dicampur dengan antiseptik dan membiarkannya selama 3-5 menit
  9. Membersihkan qubul dan dubur jenazah dengan tangan kiri yang sudah memakai sarung tangan. Khusus proses ini sebaiknya yang melakukan diprioritaskan dari suami/istri, anak atau menantu yang sama jenis.Jenazah agak didudukkan dan dipijat perut di sisi sebelah kiri karena posisi usus pembuanga akhir berada di sisi kiri. Pijat dengan perlahan (diengkok). Jenazah yang hamil jangan diengkok.
  10. Jika kotoran sudah tidak ada, siram berulang-ulang dengan selang mengalir hingga bersih dan tidak terasa licin.
Memandikan Jenazah
  1. Siram tubuhnya dengan memulainya dari anggota wudhu dari sisi sebelah kanan dengan bilangan ganjil 3, 5, atau 7 sesuai kebutuhan. Lanjut ke bagian kiri
  2. Menggosok perlahan bagian tubuh dengan sabun dan menyampo rambutnya.
  3. Setelah bersih, miringkan badan jenazah ke sebelah kanan dulu lalu bersihkan tubuh bagian belakang. Bergantian miringkan ke kiri dan bersihkan hingga bersih rata semua.
  4. Dalam posisi telentang, siram tubuhnya terakhir dengan air campuran kapur barus halus yang sudah disaring. Siraman ini juga dengan cara mulai dari sebelah kanan dan hitungan ganjil.
  5. Keringkan tubuh jenazah dengan handuk. Lepaskan kain jarik sebagai penutup yang basah tadi.
  6. Setelah dikeringkan dengan handuk, langsung tutup dengan jarik bersih yang kering. Ingat, lakukan dengan hati-hati agar pada proses peralihan kain ini aurat tetap terjaga dan tidak terbuka.
  7. Apabila mengalami kondisi kurang yakin apakah jenazah sudah benar-benar bersih dari kotoran qubul dan dubur, sebaiknya beri underpad atau diapers. Keadaan jenazah memang berbeda-beda, ada jenazah yang sebelumnya mengalami sakit parah dan ada yang tidak.
  8. Tubuh jenazah siap diangkat ke tempat datar di mana telah disiapkan kain kafannya.
  9. Apabila yang mengangkat jenazah laki-laki dan jenazah perempuan, sebaiknya handuk masih diletakkan di bawah badan jenazah. Ini untuk menghindari kontak dengan kulit langsung antara jenazah dan yang mengangkatnya.
  10. Saat proses mengangkat ini, peran tim leader sangat penting. Leader harus memberi menempatkan tim pada posisi yang tepat saat mengangkat tubuh jenazah. Pastikan orang yang kuat mengangkat bagian yang berat. Perhatikan juga posisi masing-masing tim saat mengangkat apakah sudah tepat, karena akan mempengaruhi jalannya proses pengangkatan. Yang pernah aktif di Pramuka dan PMR tentu paham masalah angkat-mengankat ini. Selanjutnya leader memberikan aba-aba yang jelas saat mengusung jenazah.
  11. Sewaktu memandikan, hindari bercakap-cakap yang tidak penting. Konsentrasilah, usahakan suasana sunyi dan perbanyak dzikrullah.
  12. Dilarang membicarakan dan membuka aib jenazah

Mengkafani

Proses mengkafani jenazah

Perlengkapan dan Persiapan

  1. Kain kafan untuk wanita terdiri dari: Kain penutup, Kain selubung. Kain basahan, Baju kurung, Kerudung
  2. Tali pengikat 3 (1 panjang, 2 pendek)
  3. Kapas secukupnya (untuk cairan anggota tubuh jenazah yang sakit sebelumnya)
  4. Bedak dan wangi-wangian
  5. Lembaran plastik jika diperlukan
Cara Mengkafani
Kain kafan
  1. Mengatur tali pengikat dulu di bagian paling bawah. Letakkan di lantai. Tali pengikat panjang di posisi tengah badan. Tali pengikat pendek untuk posisi atas kepala dan bagian kaki.
  2. Di atas tali pengikat yang sudah ditata sesuai posisinya, bentangkan kain kafan pembungkus
  3. Seluruh kain kafan yang telah diatur ditaburi bedak atau kapur barus
  4. Letakkan jenazah di atas hamparan kain kafan. Ambil handuknya dan rapikan kafannya hingga semua aurat tertutup.
  5. Rapikan rambut jenazah. Bila rambut panjang hendaknya menyisir dan mengepangnya 3. Bila rambutnya pendek cukup menyisirnya.
  6. Bersihkan wajahnya dan bedaki
  7. Pasangkan kerudungnya dengan rapi
  8. Sebelum menutupnya dengan tali, izinkan keluarganya untuk melihatnya untuk terakhir kali
  9. Setelah cukup, rapikan kafan pada bagian atas kepala dan bawah kaki dengan mengikatnya dengan tali wasul (tali yang bisa ditarik langsung lepas). Posisi tali di sebelah kiri untuk memudahkan membukanya saat di pemakaman.

Menshalatkan

Keutamaan Shalat Jenazah

Dalam riwayat Muslim disebutkan, 
Pahala menshalatkan jenazah

Rukun Shalat Jenazah

Berikut ini rukun dari shalat jenazah:
  1. Niat
  2. Empat kali takbir,
  3. Berdiri bagi yang mampu,
  4. Membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama
  5. Membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua,
  6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga, dan
  7. Salam ke kanan.
Sunnah Shalat Jenazah
  1. Setiap takbir dianjurkan mengangkat tangan.
  2. Bacaannya sirr (lirih) baik di siang atau di malam hari.
  3. Membaca ta’awudz sebelum basmalah.
  4. Meninggalkan doa iftitah
Cara Shalat Jenazah
  1. Berniat di dalam hati.
  2. Mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbiratul ihram, yaitu mengucapkan ALLAHU AKBAR.
  3. Membaca ta’awudz: A’UDZU BILLAHI MINASY SYAITHONI ROJIIM.
  4. Membaca surah Al-Fatihah sebanyak tujuh ayat secara lengkap.
  5. Bertakbir kedua sambil mengangkat tangan.
  6. Membaca shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua, minimalnya adalah:
  7. ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD. Lengkapnya adalah shalawat Ibrahimiyyah: ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALA IBROOHIM WA ‘ALA AALI IBROHIM, INNAKA HAMIDUN MAJIID. ALLAHUMMA BAARIK ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALA IBROHIM WA ‘ALA AALI IBROHIMM INNAKA HAMIDUN MAJIID.
  8. Bertakbir ketiga sambil mengangkat tangan.
  9. Membaca doa kebaikan untuk jenazah setelah takbir ketiga, minimalnya adalah: ALLOHUMMAR-HAMHU (HAA).
  10. Bertakbir keempat sambil mengangkat tangan.
  11. Membaca doa setelah takbir keempat: ALLAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJROHU (HAA) WA LAA TAFTINNA BA’DAHU (HAA) WAGHFIRLANAA WA LAHU (HAA).
  12. Mengucapkan ke kanan dan ke kiri dengan ucapan: AS-SALAAMU ‘ALAIKUM WA ROHMATULLAH WA BARAKATUH.


Doa kebaikan kepada jenazah setelah takbir ketiga

Di antara yang bisa dibaca pada doa setelah takbir ketiga jika jenazah adalah laki-laki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

“Ya Allah! Ampunilah dia (jenazah) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
Doa khusus untuk jenazah anak kecil

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا

Allahummaj’ahu lanaa farothon wa salafan wa ajron

“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami”. (HR. Bukhari secara mu’allaq -tanpa sanad- dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2: 113)


Doa shalat jenazah setelah takbir keempat

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّ بَعْدَهُ وَاغْفِرْلَناَ وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu

“Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”.

Menguburkan

Pada pelatihan sebenarnya tidak membahas tentang prosesi menguburkan karena fokusnya pada merawat jenazah perempuam oleh Tim Perempuan. Dan perempuan memang tidak mengantarkan ke kubur untuk menguburkan. Jadi, pelatihan tersebut mencukupkan hingga proses mengkafani saja.

Namun, untuk postingan blog ini, agar lebih lengkap proses pengurusan jenazahnya, saya carikan referensi lain khusus untuk proses menguburkan. Berikut ini cara menguburkan jenazah sesuai Sunnah:
  1. Meletakkan jenazah dalam posisi miring ke kanan kemudian memasukkannya ke liang lahat
  2. Saat memasukkan jenazah ke kubur, sunnah membaca: بسمِ الله، وعلى مِلَّةِ رسولِ اللهِ
  3. Menghadapkan jenazah ke arah kiblat
  4. Mendekatkan jenazah ke dinding liang kubur dan menyandarkannya ke dinding pada bagian depan tubuh jenazah.
  5. Memberikan penyangga berupa tanah atau batu bata di bagian punggung jenazah
  6. Melepaskan tali yang mengikat kain kafannya
  7. Menyipratkan air ke tanah kuburan. Tujuannya untuk melengketkan dan memadatkan tanah, bukan untuk mendinginkan jenazah seperti anggapan sebagian orang. Airnya air biasa, bukan air bunga atau air kemenyan.
  8. Menutup lubang kuburan dengan tinggi sekitar sejengkal dari permukaan tanah. Tidak boleh lebih tinggi daripada itu

Q&A Tentang Perawatan Jenazah

Setelah pemberian materi tentang pemuliaan jenazah, pembimbing memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Berikut beberapa pertanyaan yang masuk dan bagaimana penjelasannya.

1. Bagaimana apabila ada anak jenazah pada saat memandikan jenazah ingin memangku jenazah orang tuanya tersebut? Karena masih ada yang seperti ini dengan alasan bahwa ini sebagai wujud birrul waalidain?
Sebaiknya diberi pengertian bahwa memangku jenazah saat memandikan itu adalah hal yang menambah kerepotan. Akan lebih mudah memandikan jenazah di atas meja khusus karena posisinya datar, lebih stabil, dan lebih kokoh. Apabila dipangku justru akan menyulitkan kerja tim yang memandikan. Resikonya, kotoran akan jatuh ke badan yang memangku dan tertahan. Ini akan menambah kerja dua kali proses pembersihan. Tim bisa menyampaikan ke keluarga apabila ingin birrul waalidain bisa dengan cara lain seperti segera melunasi hutangnya dan bersedekah untuknya, juga mendo’akannya.

2. Apabila dari pihak keluarga jenazah request beberapa hal untuk merawat jenazah, misalnya ingin menggunakan air zam-zam untuk memandikan, menggunakan sabun, bedak, dan minyak wangi khusus yang sudah mereka sediakan, apakah itu boleh?
Boleh request sesuai permintaan keluarga dengan syarat semua bahan yang digunakan bebas alkohol.

3. Kami memiliki sebongkah kayu cendana utuh yang merupakan peninggalan orang tua, yang didapatkan ketika bertugas sebagai tentara di Papua zaman dulu. Bagaimana cara menggunakan kayu cendana ini untuk diletakkan pada kain kafan?
Caranya adalah dengan memotongnya kecil-kecil, kemudian menghaluskannya dengan blender dry mill seperti untuk blender merica. Selanjutnya simpan di botol tertutup aga wangi kayu cendana tidak mudah menguap hilang. Bubuk kayu cendana ini bisa ditaburkan di kain kafan jenazah.

4. Apakah boleh pihak keluarga memfoto jenazah setelah selesai dikafani sebagai kenang-kenangan?
Setelah jenazah bersih, rapi, dan sudah dikafani sempurna, keluarga boleh memotretnya sebagai bentuk kenang-kenangan keluarga saja. Keluarga dilarang mengunggahnya di media sosial atau media digital lainnya.

Berilmu Untuk Beramal

Apabila semakin banyak muslim sadar untuk mempelajari tentang perawatan jenazah, maka ke depan akan semakin nampak pula kemajuan sarana pra sarana yang mendukung dalam perawatan jenazah. Coba bayangkan jika setiap masjid besar di tingkat desa atau kelurahan memiliki Tim Pemuliaan Jenazah, maka urusan merepotkan pada moment akhir hidup warganya ini akan lebih mudah dan menenangkan.

Semoga minat umat Islam untuk mempelajari ilmu fikih perawatan jenazah ini akan terus meningkat. Dan mudah-mudahan ilmunya bisa diamalkan kepada keluarganya atau tetangganya.







Sumber: https://muslim.or.id/82359-fikih-pengurusan-jenazah-5-tata-cara-menguburkan-mayit.html

Copyright © 2025 muslim.or.id





‹ OlderNewest ✓

Post a Comment

Ingin memberi tanggapan atau saran? Silahkan drop di comment box. Terima kasih!