Menekuni passion di dunia konten kreator dakwah dan menemukan komunitas muslimah yang saling memberikan support, merupakan hal yang sangat saya syukuri. Sejak bergabung dengan Akhwat Creative Project (ACP), skill desain dan wawasan ngonten saya makin meningkat. Seiring waktu, obrolan di chat WAG ACP juga beraneka ragam. Salah satu topik yang sedang hangat adalah tentang keresahan kami tentang hukum-hukum syar’i di ranah perkontenan.
Anggota ACP merupakan muslimah-muslimah produktif yang mempunyai minat di dunia desain grafis dan konten. Sebagian berkarya untuk dakwah, dan sebagian lainnya meniti langkah untuk mencari penghasilan melalui konten.
Meskipun ingin berkreasi dengan imajinasi dan kreativitas tanpa batas, namun juga ingin tetap aman berada dalam koridor syar’i. Karena itu, perbincangan tentang bagaimana hukum Islam memandang berbagai hal dalam membuat desain, mendistribusikan konten, atau pun mendapatkan penghasilan melalui jalur ini cukup menjadi perhatian penting komunitas ini.
Webinar ACP Tentang Konten Kreator
Tim ACP melihat pembahasan tentang ini menjadii hal yang urgent. Dengan izin Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, akhirnya ACP mengadakan webinar khusus untuk membahas hukum seputar konten kreator menurut syari'at Islam.Pelaksanaan Webinar
Webinar diselenggarakan melalui ruang Zoom Meeting pada hari Selasa, tanggal 25 Februari 2025, pukul 20.20 WIB. Pematerinya Ustadz Yufadillah Rizal, BBA. Beliau adalah seorang da’i, pengajar, penulis, dan konten kreator dakwah. Webinar ini merupakan webinar khusus untuk anggota Akhwat Creative Project (ACP).Profil Ustadz Yufadillah Rizal, BBA
Berikut ini profil ringkas Ustadz Yufadillah Rizal, BBA:- Alumnus Universitas Islam Muhammad bin Saud Al Islamiyah (Cab. LIPIA Jakarta)
- Lulusan Terbaik Jurusan Ekonomi Syariah LIPIA Tahun 2024
- Pengajar Pondok Tahfidz Dar El Iman Padang
- Penulis Ebook “Ngonten Syar’i”
- Konten Kreator Dakwah di akun instagram @ibnuefrizal
Keresahan Konten Kreator Muslim
Webinar ACP kali ini khusus menjawab pertanyaan-pertanyaan member komunitas ACP yang sebelumnya sudah diajukan kepada Ustadz. Jadi, dalam webinar tersebut Ustadz langsung menjawab pertanyaan yang sudah dikaji sebelumnya.Alhamdulillah saya bisa hadir dalam webinar dan bisa menyimak dari awal hingga akhir. Saya membuat rangkuman hasil webinar ini sebagai catatan dan refleksi diri. Rangkuman ini bersumber dari catatan pribadi dan sharing tim admin dan teman-teman di WAG ACP.
Berikut ini rangkuman dari tanya jawab tentang keresahan di dunia konten oleh teman-teman ACP.
1. Kegiatan Ngonten yang Menyita Waktu
Pertanyaan:Seputar kegiatan konten yang bikin diri suka lupa waktu. Ustadz, bagaimana ya baiknya? Sebab ide suka mendadak datang dan rasa hati besar ingin langsung mengerjakan. Pernah ana coba tunda, yang ada malah lupa dan hilang idenya. Terkadang muncul rasa takut, jika media sosial yang ana jadikan media dakwah ini, justru menjadi keburukan bagi ana pribadi. Mohon nasehat dan tipsnya.
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Pertama, luruskan dulu niat dalam kegiatan ngonten. Niatkan selalu karena Allah Ta’ala: Jangan membuat konten hanya karena ingin viral semata, hingga akhirnya menghalalkan cara yang haram demi konten.
Kedua, tetapkan prioritas. Seorang wanita harus tahu apa tugas utamanya sebagai seorang wanita. Ingat, peran dan kewajiban utama kita sebagai apa. Yang wajib jangan dilalaikan. Tugas utama wanita bukan ngonten, bukan berdakwah, tetapi mengurus suami, anak, dan keluarga.
Mengutip perkataan Syaikh Utsaimin:
“Perbaikan masyarakat ada 2 macam: di luar rumah oleh laki-laki, dan dari dalam rumah dengan memperbaiki wanita”
Cara orang kafir merusak umat Islam adalah dengan merusak wanitanya, dengan cara mempengaruhi mereka untuk keluar rumah, bekerja di luar, dan menghilangkan rasa malunya. Kalau seorang wanita rusak, maka rumah² (suami dan anak-anak) itu rusak. Kalau rumah² sudah rusak maka rusaklah masyarakat kita. Ini menekankan betapa pentingnya wanita menyadari perannya dan memprioritaskan apa yang harus dilakukan dalam hidupnya.
Ketiga, kenali diri. Apa posisi kita saat ini? Sebagai, ibu, pelajar, atau pekerja? Utamakan dulu yang prioritas. Jika ada waktu untuk ngonten, silahkan kerjakan dan pilihlah menbuat konten yang bermanfaat. Jangan sampai kegiatan ngonten merusak urusan utama dan waktumu.
Keempat: Tips agar ide tidak mudah hilang, sediakan catatan untuk mencatat ide. Begitu muncul, langsung tuliskan agar tidak hilang. Bisa juga dengan save postingan yang menjadi inspirasinya.
Perlu berhati hati juga saat save postingan konten ini. Save postingan termasuk menaikkan insight postingan tersebut. Kalau kita like dan save postingan yang mengandung maksiat sama juga meningkatkan insightnya..
2. Tentang Larangan Membuat Ilustrasi Surga, Neraka, dan Hari Kiamat
Pertanyaan:Dalam artikel berikut disebutkan bahwa dilarang membuat ilustrasi tentang neraka, kiamat, dan surga:. https://konsultasisyariah.com/30973-hukum-membuat-ilustrasi-hari-kiamat.html
Mohon nasihat dan tipsnya. Kami ingin memahami batasan larangan tersebut. Jika dalam poster dakwah kami hanya menampilkan elemen seperti bumi yang terbakar dan retak, apakah itu juga dilarang? Selain itu, bagaimana dengan ilustrasi bencana nyata seperti tsunami, gempa, atau gunung meletus? Apakah hukumnya sama?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Beliau mengutip fatwa dari Syaikh Sulaiman ar-Ruhayli tentang menggambarkan situasi hari kiamat, surga atau neraka itu hukumnya haram. Tidak boleh seseorang mencoba membuat gambaran akan situasi atau keadaan dari hal-hal yang bersifat ghoib.
Begitu pun hakikat asli peristiwa hari kiamat, siksa kubur, dan neraka. Karena itu haram hukumnya membuat ilustrasi darinya menggunakan desain gambar maupun AI.
Adapun jika menggambarkan situasi gempa, tsunami dan semisalnya yang itu sudah terjadi di bumi ini dan dengan niat sebagai peringatan, maka tidak mengapa. Namun, jika niat dari orang yang menggambarkan gempa dan tsunami tadi untuk penggambaran kondisi saat kiamat, maka itu masuk kepada menggambarkan hal-hal ghoib tadi dan terlarang hukumnya.
3. Hukum Membuat Gambar Makhluk Bernyawa Secara Faceless
Pertanyaan:Bagaimana hukum membuat gambar faceless menggunakan AI dalam bentuk karakter, dengan syarat tidak ada tabarruj, lekukan tubuh jika karakter akhwat? Apakah ini tetap terlarang karena dianggap menyerupai patung? Atau jika hanya separuh badan maka tidak mengapa? Selain itu, apakah boleh memotong bagian lehernya dalam gambar AI, lalu menggunakannya dalam poster dakwah?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Bagian perkara gambar bernyawa ini cukup panjang penjelasannya ya, Teman Fillah. Ustadz menjelaskan secara terperinci bagaimana hukum gambar mulai 2D, 3D, hingga gambar bergerak atau yang berupa video.
Untuk gambar makhluk tak bernyawa yang status seperti batu, benda-benda mati, maupun yang bisa tumbuh seperti tanaman, biji, dan semisalnya hukumnya boleh.
Untuk makhluk yang bernyawa, ada beberapa kategori:
Gambar 3D seperti patung, berhala, jelas keharamannya. Untuk boneka sebagai mainan anak-anak, masih khilaf, ada yang memperbolehkan ada yang tidak.
Gambar makhluk bernyawa 2D (di kertas, baju, dinding, dll), hukumnya haram.
Gambar dengan alat seperti handphone dan kamera yang wujudnya berupa foto, ada 2 pendapat ulama dalam hal ini. Ada yamg membolehkan, dan pendapat satunya lagi mengharamkan, dengan pengecualian khusus untuk foto-foto darurat seperti dokumen passport, KTP, SIM, dan lainnya, maka boleh.
Untuk gambar bergerak berupa video, ada 2 kategori, yaitu video live dan video rekaman (tidak live). Video live, ulama sepakat hukumnya boleh. Video live seperti di masjidil haram memberi manfaat besar bagi umat.
Namun untuk video live yang melibatkan wanita, ini berbeda hukumnya. Karena ada aspek lain yaitu tampilnya wanita. Maka tidak diperbolehkan, karena wanita adalah aurat dan sumber fitnah. Hukum ini pada hakikatnya untuk menjaga kehormatan wanita muslimah.
Sedangkan untuk video rekaman, ada khilaf di kalangan ulama. Ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. Khusus untuk keperluan dakwah, ulama membolehkannya. Pendapat yang rajih (kuat), sebaiknya untuk video rekaman ditinggalkan semaksimal mungkin.
Dalam hal ini Ustadz Yufadillah juga menganjurkan untuk mulai mengurangi dokumentasi pribadi dan keluarga. Mengutip pendapat Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili, Ustadz Yufadillah menyebutkan:
“Rekaman video bukan yang jelas kehalalan dan keharamannya. Dan hukum tentang video lebih ringan daripada foto”Ada pertanyaan lanjutan dari peserta tentang bagaimana membuat desain astronot yang kepalanya tertutup helm dan karakter yang mengenakan masker. Pada dasarnya karakter tersebut masih menggambarkan makhluk hidup yang bernyawa, maka tetap tidak boleh.
Atau jika ingin menggambar makhluk bernyawa, bisa menutupi bagian kepalanya dengan elemen cahaya atau shape lain sehingga tidak tampak. Tapi ini bukan seperti memberikan efek cahaya pada kepala seperti pada ilustrasi para nabi karena sama saja. Namun cahaya tersebut yang menutupi sebagian sosoknya. Tetap saja hal ini riskan ya, Teman Fillah, jadi menghindarinya tentu lebih selamat.
Pada pembahasan pertanyaan nomer 3 ini Ustadz Yufadillah memberikan pembahasan lebih. Seperti kita tahu ya Teman Fillah, gambar, foto, dan video sudah menjadi bagian dalam kehidupan dunia digital di zaman ini.
Ustadz Yufadillah cenderung memilih fatwa yang melarang menggunakan gambar, foto, dan video makhluk bernyawa meskipun faceless. Demi kehati-hatian dan keselamatan akhirat kita.
TUTUP PINTU ITU! Yaitu dari pintu potensi pada AZAB menuju pintu potensi pada KESELAMATANBeliau mengingatkan tentang dosa terbesar umat manusia di muka bumi berasal dari gambar. Dosa tersebut adalah kesyirikan. Kesyirikan pertama kali terjadi pada umat Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Dari situ setan masuk. Setan menggiring untuk lebih menghormati para orang sholih mereka dengan mewujudkan gambarnya menjadi patung. Patung dipajang dan setan makin menjerumuskan mereka untuk menyembahnya sehingga menjadi berhala-berhala. Apalagi setelah berganti generasi dan tidak tahu asal muasalnya.
Bagaimana dengan karya-karya kita yang berupa gambar-gambar? Kita tidak akan tahu setan masuk dari celah mana dalam menyesatkan kita. Karena itu keselamatan akhirat lebih dekat kepada yang memilih tidak menggunakan gambar makhluk bernyawa.
Halal dan haram itu jelas. Di antara itu ada perkara yang samar-samar (syubhat). Sebaiknya tinggalkan untuk keselamatan dan kehormatan kita.
Jika tidak menggunakan foto atau video makhluk bernyawa, maka potensi untuk mendapatkan azab dari sisi perkara ini NOL atau tidak ada. Menggunakan foto atau video makhluk bernyawa berarti ada potensi mendapatkan azab dari sisi ini.
Pilihlah keselamatan. Keselamatan itu bukan pada dunia. Dunia itu sebentar, dunia itu sedikit. Dan dari yang sedikit itu, yang kita dapatkan lebih sedikit lagi. Rezeki itu sudah ditakar. Ambillah bagian yang jelas dan membawa keselamatan.
4. Hukum Menggunakan Tools “Traktir Kopi” dan Semisalnya dan Potongan Admin Lynk.id
Pertanyaan:
Saya melihat beberapa content creator membuat link di bio dengan judul "Support Me" atau "Traktir Kopi", di mana orang bisa mentransfer sejumlah uang secara sukarela. Apakah hal ini termasuk meminta-minta yang dilarang dalam Islam? Selain itu, jika seorang kreator memiliki platform jualan seperti Lynk.id atau sejenisnya, yang memotong 5% sebagai biaya admin, apakah itu termasuk transaksi yang halal?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Bentuk tool traktir sama hukum dengan meminta-minta, kalau di tiktok namanya gift. (Di platform seperti instagram dan blog juga ada ya model yang seperti ini). Ini dilarang. Umat Islam dilarang meminta-minta karena ini akan menurunkan harga diri.
Kalau potongan biaya dari platform hukumnya boleh karena itu biaya admin/jasa yang kita bayar pada penyedia platform/aplikasi
5. Hukum Mengutip Ucapan Ustadz yang Bukan Dalil
Pertanyaan:Apakah diperbolehkan mengutip kata-kata mutiara atau nasihat dari ustadz, ustadzah, habib, atau tokoh agama, meskipun tidak disertai dalil? Jika hanya mengambil kata-kata bijaknya saja, apakah tetap diperbolehkan?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Yang perlu diperhatikan oleh konten kreator muslim, saat mengutip kata-kata atau nasehat Ustadz adalah:
- Perhatikan siapa Ustadznya, sebaiknya yang kompeten dan memiliki pemahaman yang baik tentang syariat. Di Tiktok banyak tiktokers membuat dan menyebarkan quotes dari ustadz yang ternyata kontennya berupa hadits palsu.
- Berikan sumber dari siapa mengambil kutipan tersebut, nama ustadznya, disampaikan melalui media apa, pada momen kajian apa, dan di mana.
6. Hukum Elemen Tengkorak
Pertanyaan:Bagaimana hukum menggunakan elemen tengkorak dalam desain? Apakah tengkorak dihukumi sebagai makhluk bernyawa atau hanya benda mati? Selain itu, bagaimana hukum menggunakan elemen sayap untuk menggambarkan malaikat dalam ilustrasi?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Tidak boleh menggambar tengkorak untuk desain, karena tengkorak termasuk bagian dari makhluk bernyawa. Boleh menggambar tengkorak untuk studi ilmu kedokteran karena ada urgensinya.
Tidak boleh menggambar sayap malaikat karena itu perkara ghaib yang kita tidak tau hakikat aslinya seperti apa.
7. Hukum Menggunakan Font Dekoratif dan Warna-Warni Untuk Ayat Qur’an
Pertanyaan:Apakah diperbolehkan menampilkan potongan ayat Al-Qur’an dalam poster dengan warna selain hitam dan menggunakan font dekoratif, asalkan tetap jelas dan bisa dibaca?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Tidak pantas menuliskan kalamullah Al Qur’an dengan font yang membuat karakter tulisannya jauh berbeda dengan tulisan aslinya dan memberi warna-warna. Gunakan warna-warna basic. Itu lebih menghormati Al Qur’an. Al Qur’an tetap harus dimuliakan meski di dalam konten.
8. Prioritas Konten Kreator Dakwah di Bulan Ramadhan
Pertanyaan:Menjelang bulan Ramadan yang penuh keberkahan (semoga Allah mempertemukan kita dengannya),kegiatan dakwah biasanya semakin meningkat, terutama bagi tim media dakwah. Dalam kondisi ini,manakah yang sebaiknya didahulukan, program ibadah pribadi atau program dakwah?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Ilmu itu harus ada buahnya. Jangan hanya sibuk berdakwah, tapi lebih sibuklah dalam beramal. Jadi lebih fokuslah pada peningkatan kualitas beramal di bulan Ramadhan. Adapun dakwah bisa dengan manajemen waktu yang baik.
9. Tentang Jual Beli Worksheet Digital
Pertanyaan:Saya ingin bertanya mengenai hukum jual beli worksheet digital yang saat ini sedang marak. Saya pernah membeli worksheet tanpa watermark yang diperbolehkan untuk dijual kembali. Namun,setelah saya buka, ternyata ada bonus berupa hasil scan buku fisik, yang saya duga merupakan pembajakan. Saya juga tidak tahu apakah worksheet tersebut benar-benar desain asli penjualnya atau ia membeli/mengambil dari pihak lain secara gratis lalu mengumpulkannya.Apakah boleh saya menggunakan dan menjual kembali sebagian worksheet digital yang tidak tertulis copyright nya, ustadz? Dan untuk sebagian lainnya yang terindikasi pembajakan saya hapus.
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Hukum jual beli worksheet dengan hak jual kembali boleh. Mengenai kontennya yang ada indikasi pembajakan, itu yang tidak boleh. Akan lebih baik lagi jika membuat worksheet sendiri untuk dijual, dengan isi konten yang lebih bisa dikontrol dan sesuai syar’i.
10. Halal Haram Afiliasi Kelas Online
Pertanyaan:Bolehkah menjadi affiliate untuk kelas online yang diajarkan oleh orang awam? Kelas ini membahas cara membangun konten tanpa wajah, namun masih merekomendasikan penggunaan musik dan Canva non-legal yang dijual di Shopee. Secara materi, ilmu yang diajarkan bermanfaat dari segi duniawi, tetapi tidak membahas aspek halal dan haram, berbeda dengan kreator lain yang sudah memahami sunnah. Selain itu, sejauh ini hanya kelas ini yang membahas konten tanpa wajah. Apakah diperbolehkan untuk bergabung sebagai affiliate dalam kondisi seperti ini?
Rangkuman Faedah dari Jawaban Ustadz:
Menjadi affiliatenya boleh. Tetapi perlu memperhatikan apa yang dijualnya. Jika ada hal-hal yang diharamkan misalnya mengandung musik dan ada unsur bajakan, sebaiknya dihindari.
Ustadz juga memberikan penjelasan tambahan tentang menggunakan suara wanita untuk konten dan hukum monetisasi dari YouTube. Untuk suara wanita, hukum asalnya bukan aurat. Namun beliau menyarankan untuk tidak menggunakan suara wanita untuk diunggah di sosial media. Adapun untuk audio kelas online, diperbolehkan.
Sedangkan untuk monetisasi YouTube, hukumnya tidak boleh. Sistem iklan di Youtube itu kreatornya tidak bisa memfilter jenis iklan yang akan tampil di videonya. Bisa saja iklan yang akan tampil di videonya yang ditonton orang lain adalah iklan judi online atau iklan yang menggunakan musik dan wanita yang terlihat auratnya. Jadi, kreator tidak punya kendali, karena iklan muncul biasanya bergantung pada algoritma audiencenya.
Demikian rangkuman faedah dari jawaban Ustadz Yufadillah Rizal. Dari jawaban-jawaban Ustadz, beliau lebih memilih sikap wara’ (kehati-hatian) saat menentukan fatwa ulama apabila ada khilaf di dalamnya. Jawaban yang Ustadz sampaikan merupakan hasil riset mendalam beliau sebelum webinar diselenggarakan.
Dan Ustadz juga menyampaikan bahwa beliau berubah pendapat tentang hukum menggambar/mendesain karakter faceless. Bila sebelumnya beliau masih menggunakan desain faceless, sekarang lebih memilih menghindarinya. Dengan komitmen ini beliau memberitahukan akan melakukan beberapa perubahan pada ebooknya yang masih menggunakan karakter faceless. Semoga Allah memudahkannya dan selalu menjaga beliau.
Refleksi Sebagai Konten Kreator Muslimah
Saya menyadari rangkuman ini tidak sempurna. Mungkin ada beberapa hal terlewat atau ada penambahan dalam rangkaian kalimat yang saya tulis. Namun insya Allah tidak merubah inti dan konteks dari pembahasan Ustadz.Setelah selesai webinar dan mengulang catatan sekaligus membuat rangkuman ini, saya mencoba melakukan refleksi agar ilmu yang didapatkan tidak sekedar lewat dan menguap begitu saja. Ada 3 poin yang saya garis bawahi:
1. Belajar dan Berilmu Bersama Lebih Menguatkan
Mendengarkan taushiyah dunia perkontenan dengan sesama konten kreator dan dibimbing oleh Ustadz yang juga dekat dengan dunia konten digital rasanya beda, apabila dibandingkan saat belajar sendiri, atau saat dengan diskusi dengan teman saja. Ketika menyimak dan dengan kesadaran bersama untuk tau ilmunya, maka semangat untuk ingin mengamalkan ilmu tersebut jadi lebih tinggi.Dengan panduan Ustadz yang kompeten membuat keyakinan bertambah terhadap dasar-dasar hukum syar’i seperti yang telah dibahas. Dan dengan adanya teman yang semangat menuntut ilmu, jadi memiliki partner yang siap untuk saling support dan mengingatkan apabila mulai kendor dalam pengamalannya.
Pasca webinar ini, di WAG ACP beberapa teman mengungkapkan rasa leganya karena mendapatkan pencerahan dengan ilmu ngonten dari Ustadz Yufadillah Rizal. Ini berarti keresahan hatinya mendapatkan penawarnya. Beberapa teman menyatakan sebenarnya berat namun harus mulai mau membiasakan diri. Grup juga mulai sepi dari sticker war dan yellow emoticon.
Tim ACP yang sebelum ini sering memberi tutorial faceless dengan AI, untuk saat ini meminta karya member ACP bebas dari unsur-unsur makhluk bernyawa. Bahkan Tim ACP secara khusus minta maaf karena selama ini masih menganjurkan menggunakan karakter faceless. Memilih tidak menggunakan desain faceless sekalipun, bukan berarti mutlak mengharamkan yang faceless. Sekali lagi ini demi kehati-hatian. Dan sebagai penuntut ilmu, alangkah baiknya kita menghindari perdebatan.
Saya berharap ACP dan member-membernya ke depannya bisa satu hati untuk memilih jalan kehati-hatian juga. Dengan kepiawaian mendesain para coach/mentor ACP, insyaAllah membuat desain konten atau poster dakwah tanpa sentuhan makhluk bernyawa akan tetap menarik. Bukankah selama ini ACP terkenal dengan desainnya yang berkarakter dan powerful? Bismillah, bisa yuk bisa berbenah lebih baik.
2. Memaksa Diri Untuk Jujur
Bukan sekedar mencoba jujur, tapi harus memaksa diri untuk jujur. Jujur tentang apa? Saya bahas tentang desain makhluk bernyawa ya karena sepertinya ini yang menjadi highlight pembahasannya. Menjadi concern semuanya juga.Tes Jujur Pertama, Seperlu apa sih elemen manusia dalam sebuah desain dakwah? Elemen ini memang akan menambah daya tarik visual bagi sebuah desain. Jika ilustrasinya menarik, akan membuat orang terhenti, stop scrolling, mengamati desainnya lalu tertarik membaca pesan atau quotes yang menyertainya. Apalagi dengan bantuan AI, desain akhwat faceless pun bisa dibuat mempesona dan mempercantik desain.
Coba hitung, berapa waktu untuk membuat sebuah ilustrasi faceless muslimah yang menarik dan relevan dengan konten dakwah? Hitung mulai dari utak-atik prompt hingga mix and match elemen sampai menjadi desain yang padu! Lebih lama mana membuat desain atau menemukan konten dakwahnya? Pada umumnya urusan membuat desain ini memerlukan waktu yang cukup lama.
Jadi, sebenarnya fokus kita di keelokan desain atau pesannya? Saya sering menemui desain poster dakwah sangat bagus dan dominan, namun font pesannya perlu di-zoom untuk membacanya. Tapi kadang juga menemukan poster dakwah dengan desain simpel berupa background nature, namun isi pesannya bagus dan mudah membacanya.
Kembali pada pesan Ustadz Yufadillah tentang niat dan prioritas dalam membuat konten. Kalau untuk kemajuan dakwah tentu kita harus lebih concern ke ilmu yang akan disampaikan. Apabila telah memiliki skill desain, mestinya bisa memangkas waktu dalam eksekusi sebuah poster dakwah sehingga lebih efisien.
Saya jadi teringat sebuah insight dari seorang mentor bisnis online. Saat itu ada yang bertanya bahwa dia ingin bisnis online tapi tidak mahir desain, lalu bagaimana? Mentor tersebut berkata bahwa yang lebih utama dalam bisnis online bukan desain tapi copywriting. Copywriting berperan dalam mempengaruhi audience melalui kata-kata yang persuasif. Sedangkan desain sebagai penunjangnya.
Saya rasa konten pun demikian, baik konten dakwah maupun konten edukasi lainnya. Desain sangat membantu, namun yang lebih utama adalah caption atau tulisan yang menggugah. Apalagi biasanya sebuah desain hanya cukup memuat beberapa kalimat saja. Penjelasan panjangnya perlu dibantu dengan tambahan keterangan pada caption.
Saat ini Instagram masih sangat menghargai caption. Dan audience pun menjadikan caption untuk menambah experiencenya memahami konteks. Desain, foto, atau video membuat audience berhenti dan memperhatikan. Caption membuat mereka mendapatkan more information, pengetahuan, ilmu, dan akhirnya pemahaman. So, latihan kemampuan menulismu!
Ustadz Yufadillah memberikan contoh teladan tentang niat pada para ulama terdahulu.
Niat adalah perdagangannya para Ulama terdahulu.
Maksudnya, para ulama dahulu sangat memperhatikan masalah niat ini dalam setiap amal ibadah. Niat itu merupakan amalan hati yang sangat besar nilainya di sisi Allah Subhanahu wata'ala.
Niat memegang peranan penting sebagai faktor diterima atau tidaknya suatu amal, dan bagaimana derajat amal tersebut di sisi Allah Ta'ala. Memilih niat terbaik, selalu memperbaiki niat, dan menjaganya dari hal-hal yang mengotori niat merupakan hal yang menjadi prioritas mereka. Jadi, kadang amalannya sederhana, tapi betul-betul menjaga niatnya karena ingin mendapatkan ridho Allah semata, maka bernilai tinggi di sisi Allah.
Bagi konten kreator dakwah dan komunitas, sebaiknya juga perlu memikirkan dan membuat plan bagaimana agar bisa terus memperbaiki diri sebelum berdakwah. Ingat selalu, perbaikan wanita adalah dari rumahnya. Dan tentu terlebih dulu dari dirinya sendiri.
Demikian sekilas refleksi tentang, niat, tujuan, prioritas, pertimbangan waktu membuat desain, dan skill menulis untuk membuat sebuah karya desain lebih berdampak.
Tes jujur yang kedua, sebenarnya takut nggak dengan ancaman azab neraka jahannam bagi para pembuat gambar? Mungkin kita kurang memaksa diri jujur karena melihat sekitar yang konten kreator dakwah juga melakukannya. Coba deh, rasa apa yang paling kuat dengan ancaman ini? Takut, tidak percaya, mengabaikannya atau denial (mengingkarinya)? Karena ada banyak loh yang bersikap tidak mau ambil pusing dengan ancaman hadits shahih sekalipun. Bahkan menganggapnya berlebihan.Jika di hatimu masih ada sedikit resah atau kurang nyaman ketika menggambar makhluk bernyawa, mungkin itu tanda untuk lebih mengimani hadits-hadits tersebut. Para ulama tentu menyampaikan ini bukan sekedar keinginan hawa nafsunya saja, tapi benar-benar ingin menyampaikan kebenaran pesan peringatan dari Rasulullah Shallaahu ‘alaihi wassalam.
Oh ya, ingat juga bahwa kita tidak tahu dari sisi mana setan akan makin menjerumuskan kita. Seperti kisah umat Nabi Nuh yang tidak tahu bahwa gambar yang dibuatnya akan mengantarkan pada kesyirikan. Entah apa yang akan setan bisikkan nanti, rasa ujub kah (bangga diri), sombong (menolak kebenaran), atau yang lebih besar lagi.
Jika hari ini kita memilih untuk di jalur menghindari menggambar makhluk bernyawa dan berusaha istiqomah, itu sebenarnya masih permulaan. Kita tidak menggambar atau membuatnya, tapi kita masih jadi penikmat karya-karya serupa karena saat kita baru login sosmed pun, suguhannya sudah beraneka karya multimedia gambar makhluk bernyawa.
Jadinya seperti saat kita say no to riba, tapi masih pake uang kertas yang merupakan produk riba, dan masih pake bank juga untuk transfer. Seperti kita bilang haram ke musik, tapi di hp, konten yang kita tonton, public service yang kita tuju, di mana-mana musik. Selamat datang di akhir zaman, maju kena mundur kena. Di mana-mana fitnah menanti kita. Kita tidak bisa benar-benar bersih.
Tapi, jangan berkecil hati, Teman Fillah, Allah Tahu kok hati dan perjuangan kita. Dan sebenarnya, setiap prinsip hidup yang kita jaga, akan membantu dalam mengkondisikan anak-anak dan keluarga untuk lebih taat kepada aturan Allah. Semoga Allah selalu memudahkan kita dalam setiap usaha memperbaiki diri dan keluarga.
Lanjut yuk ke tes jujur ketiga. Masih bahas tentang gambar dan desain makhluk bernyawa. Coba deh jujur, apa sebagai konten kreator, ada perasaan kurang bisa kreatif atau kurang bisa mengikuti tren apabila tidak menggunakan elemen makhluk bernyawa?
Apa iya demi kesan lebih hidup, lebih berkarakter, lebih menarik, jadi mengabaikan peringatan azab Allah Subhaanahu wa ta’ala? Dan saat perasaan tidak nyaman memikirkan ancaman Allah tersebut, masa iya mau tetap terabas saja? Baiklah, di titik ini saya memilih untuk mendapatkan kedamaian saja. Berdamai dengan diri sendiri untuk “tidak ngeyel” lagi. Saatnya open heart and open mind.
Bebaskan diri dari rasa berdosa di hati. Open your heart, pilihlah fatwa yang paling nyaman dan menentramkan. Open your mind, jangan batasi mindsetmu. Berkreasilah dengan riang dan memanfaatkan luasnya sumber daya, optimalkan potensimu tanpa mudah tergoda segala syubhat.Beranikan membebaskan pikiran, jangan terkungkung dengan hawa nafsu yang nanti akan menyiksa hati. Bebaskan diri dan hanya izinkan aturan Allah yang membatasi. Kita bisa kok berkreasi sekreatif mungkin. Bingung? Pinterest, Behance, Dribble, adalah gudang ide.
"Tantangan bagi konten kreator muslim adalah membuat konten berfaedah, ilmiah, menarik, dan viral" (Ustadz Yufadillah Rizal, BBA)
Pada Akhirnya, Ittaqillaah Aja!
Sebuah webinar yang menjadi inspirasi dan pengingat diri telah menjadi bahan refleksi. Saya bagikan di sini untuk teman-teman yang merasa relate, memiliki keresahan tentang berbagai hal di dunia desain dan konten kreator.Ini hanya sedikit permasalahan saat ini di dunia digital. Mungkin tidak semua orang mempermasalahkannya, karena tidak semua orang peduli dengan syari’atNya. Ke depan, di masa yang akan datang, tentu akan muncul berbagai permasalahan lagi.
Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan tetap mendengarkan bisikan hati, berusaha mencari tahu ilmunya, dan usahakan mencari teman atau komunitas yang bisa jadi tempat bertanya dan diskusi.
Dunia tempat kita tinggal saat ini adalah tempat yang penuh fitnah, Teman Fillaah. Ittaqillaah dan azamkan diri untuk berusaha istiqomah. Rasa takut pada Allah lah yang akan menuntun kita berusaha mencari tahu. Dan keridhaan Allah jua yang akan kita tuju. Jadikan itu patokan bagi setiap langkahmu.
Selalulah rendah hati dengan ilmumu dan apa pun yang kau usahakan untuk akhiratmu. Apabila ada perbedaan sikap dalam menghadapai persolan ini dengan teman lain, bersikaplah tenang dan hindari perdebatan. Hargailah ijtihad dan khilaf di kalangan para Ulama. Tetap tempatkan diri sebagai penuntut ilmu. Pilihlah jalan “tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabri” dalam beramar ma’ruf nahi munkar.
Cukup sekian, semoga tulisan ini dapat menjawab apa yang menjadi keresahan konten kreator muslim. Silahkan menuliskan kesan, pendapat, dan pertanyaanmumu di kolom komentar ya, Teman Fillaah. Baarakallaahu fiikum
.
Post a Comment