Tiap bulan Syawal saya selalu mengalami dilema untuk menjalankan ibadah puasa Syawal. Mana yang harus saya dahulukan, puasa Syawal atau meng-qadha hutang puasa Ramadhan? Setiap tahun menghadapi hal ini, setiap tahun pula dilanda dilema Puasa Syawal ini.
Seingat saya beberapa tahun terakhir saya mantap untuk menjalankan qadha puasa terlebih dahulu. Setelah selesai baru berpuasa Syawal. Namun kendalanya selalu sama. Begitu puasa qadha selesai, baru mendapat beberapa hari puasa Syawal, tamu bulanan telah datang lagi. Jadi, tak pernah puasa Syawal secara penuh. Sedih sekali karena keinginan mengejar keutamaan puasa Syawal pupus sudah, karena tidak penuh puasanya.
Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ù…َÙ†ْ صَامَ رَÙ…َضَانَ Ø«ُÙ…َّ Ø£َتْبَعَÙ‡ُ سِتًّا Ù…ِÙ†ْ Ø´َÙˆَّالٍ Ùƒَانَ ÙƒَصِÙŠَامِ الدَّÙ‡ْرِ
“Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim, no. 1164)
Siapa yang tidak ingin mendapatkan pahala puasa setahun penuh hanya dengan puasa 6 hari saja? Ini namanya bukan menang banyak lagi, tapi keberkahan berlipat ganda. Karenanya harus dikejar.
Tahun ini rupanya saya agak lupa ilmu cara mengamalkan puasa Syawal yang lebih utama itu bagaimana. Dan saya merubah strategi, saya ingin selesaikan puasa Syawal 6 hari, kemudian lanjut puasa qadha. Jujur saja saya belum sempat belajar lagi tentang perkara ini. Langsung saja puasa. Takut kehabisan waktu, karena libur hari raya yang sangat sibuk dan mobile, menguras energi, capek sehingga belum kuat puasa.
Begitu saya puasa sampai hari ke-6, qodarullaah di hari terakhir itu harus batal karena haid telah menjelang. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Jadi apa yang saya dapatkan? Puasa qadha belum, puasa Syawal kurang 1 hari.
Bagi muslimah, untuk bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal secara penuh memang terlihat sulit. 6 hari pada bulan Syawal memang bukan bilangan yang banyak. Namun, karena untuk mendapatkan keutamaan puasa Syawal adalah dengan mendahulukan membayar hutang puasa Ramadhan, maka hitungannya jadi lebih banyak puasa yang harus dilakukan sebelum mengerjakan puasa yang 6 hari itu.
Hal lain yang membuat berat adalah karena Syawal adalah hari raya. Jadi, aktivitas muslimah mengurus keluarga dan kegiatan silaturahmi, perjalanan mudik, dan lainnya juga menjadi penghalang untuk segera memulai puasa. Belum lagi kalau tiba-tiba sakit, maka jadi tertunda lagi.
Berat ya jadi muslimah? Masa sih harus bayar hutang puasa dulu? Kan bisa nanti setelah Syawal? Kan Ramadhan lagi masih lama, bukannya bayar hutangnya nanti saja, yang penting Syawal kelar dulu?
Untuk lebih mendalami masalah ini, saya sarankan teman-teman membaca tentang bagaimana sebaiknya muslimah puasa Syawal dari Rumaysho.com. Pembahasannya singkat dan mudah dimengerti.
Kita boleh puasa Syawal dulu, puasa qadha ditunda di bulan-bulan berikutnya. Hal itu tidak berdosa dan tetap mendapatkan pahala di sisi Allah. Namun tidak mendapatkan keutamaan utama puasa Syawal. Pahala puasanya tetap dapat ya.
Dari pembahasan tersebut, pendapat ulama yang lebih kuat adalah dengan mengqadha puasa Ramadhan, baru puasa Syawal. Itu akan mendapat keutamaan pahala puasa setahun penuh.
Jika terasa sulit dan tidak memungkinkan, misal karena hutang puasanya sangat banyak, ga papa tetap saja lakukan sesuai urutan. Jika sampai ujung bulan Syawal belum selesai puasanya, jangan khawatir, Allah tetap mencatat niat ikhlas kita.
Pahala di sisi Allah tidak terbatas. Kita hanya perlu mengikuti petunjukNya. Merasa puas lah dengan hal tersebut. Semoga Allah menerima amal ibadah kita.
Semangat ya, teman-teman muslimah. Jangan berkecil hati, walaupun sering "merasa gagal" puasa Syawal dengan sempurna. Itu bukan kegagalan, Allah Maha Tau kondisi dan niat kita masing-masing.
Bagi para ikhwan atau muslimin, bersyukurlah karena bisa langsung puasa Syawal tanpa perlu bayar qadha. Bersegeralah puasa Syawal sebelum malas mendera.
In syaa Allah puasa Syawal selain pahalanya yang besar, juga membantu mengkondisikan badan kita seperti saat Ramadhan. Kita akan lebih mampu mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu makan berlebih. Tubuh lebih terjaga sehatnya dan siap untuk menjalankan puasa-puasa Sunnah rutin di luar Ramadhan seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan lainnya.
Demikian catatan ringkas tentang dilema puasa Syawal bagi muslimah. Tulisan ini adalah catatan kesimpulan dari kajian dan bacaan tentang puasa Syawal. Jadi, jika ingin lebih paham, teman-teman sebaiknya klik link sumber belajar yang telah saya cantumkan di atas untuk membaca langsung dalil dan pendapat ulama berkaitan dengan hal ini. Semoga bisa membantu. Terima kasih
Subhanallah, puasa ramadhan kemarin terasa penuh perjuangan. Mungkin karena masih menyusui. Nak bayik gak rewel sih, tapi aku luar biasa lemes sejak pagi jelang siang 🤣🤣. Tahun ini belum berhasil juga puasa syawalnya. Semoga Allah sempatkan tahun depan. Aamiin.
ReplyDelete