Sejujurnya saya tidak suka nonton film sekarang ini. Kenapa ya? Karena minat beralih ke hal-hal lain yang lebih saya butuhkan. Saya juga punya kelemahan, kalau nonton film bawaannya kepikiran terus, entah sedihnya, happynya, dan emosi lain di film tersebut. Jadi kayak menyedot terlalu banyak energi gitu. Ada yang pernah ngerasain kayak saya Ndak? Atau saya yang tergolong makhluk lebay aja haha.
Kalau ada film yang menarik hati saya, beneran bikin penasaran gitu, biasanya film dokumenter. Nah, saya tertarik dengan film Pulau Plastik yang merupakan film dokumenter Indonesia. Saya memang punya ketertarikan dengan issue lingkungan hidup, terutama masalah sampah. Jadi film ini masuk wishlist saya.
Film Dokumenter Pulau Plastik hadir sebagai wujud perjuangan para aktivis lingkungan untuk mengkampanyekan bahaya plastik bagi masa depan bumi dan kesehatan manusia.
Film ini tayang di Netflix pada tahun 2021 lalu. Mengingat tidak banyak film tentang lingkungan, film ini bisa menjadi salah satu tontonan edukatif di kalangan pelajar, akademisi, dan siapa pun yang tertarik dengan isu lingkungan.
Berikut ini ringkasan mengenai film “Pulau Plastik”
Judul Film : Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan Untuk Masa Depan
Genre : Dokumenter rilis : 22 April 2021
Durasi : 102 Menit
Pemain : Gede Robi, Tiza Mafira, Prigi Arisandi
Director : Dandhi Laksono, Rahung Nasution
Produser : Lakota Moira, Angga Dwimas, Sasongko (Eksekutif)
Penulis : Nadia Astari
Perusahaan produksi : Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, Watcdoc.
Ketiga aktivitas lingkungan ini menelusuri dan meneliti sejauh mana jejak sampah plastik masuk ke rantai makanan manusia, apa dampaknya bagi kesehatan, dan bagaimana upaya untuk mengatasi krisis polusi plastik ini.
Robi dan Prigi menyumbang sampah plastik yang mereka dapatkan selama perjalanan ke Jakarta. Pada aksi tersebut, selain melakukan kampanye bebas plastik, dilakukan juga orasi dan konser hiburan. Ketika aksi pawai itu berlangsung, Prigi, Gede Robi, dan Tiza mengganti plastik yang dibawa oleh pengunjung dengan totebag.
Film ini tak hanya menjadi perhatian aktivitas lingkungan. Saat penayangan di bioskop, pemerintah DKI Jakarta saat itu yaitu Pak Anies Baswedan dan Pak Riza Patria ikut mengadakan nonton bareng film ini.
Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memberikan pernyataan:
"Larangan kantong plastik juga merupakan kolaborasi yang panjang dengan Dinas Lingkungan Hidup, dengan Perumda Pasar Jaya. Setelah masuk ke pasar, kami merasa lebih menantang daripada melarang kantong plastik di supermarket. Di supermarket ketika satu gerai tidak menggunakan kresek lagi, pasti seluruh gerai ikut, tapi di pasar sedikit berbeda karena pedagang yang satu dengan pedagang yang lain pun memiliki kepentingan yang berbeda”.
Film ini tayang di Netflix pada tahun 2021 lalu. Mengingat tidak banyak film tentang lingkungan, film ini bisa menjadi salah satu tontonan edukatif di kalangan pelajar, akademisi, dan siapa pun yang tertarik dengan isu lingkungan.
Berikut ini ringkasan mengenai film “Pulau Plastik”
Judul Film : Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan Untuk Masa Depan
Genre : Dokumenter rilis : 22 April 2021
Durasi : 102 Menit
Pemain : Gede Robi, Tiza Mafira, Prigi Arisandi
Director : Dandhi Laksono, Rahung Nasution
Produser : Lakota Moira, Angga Dwimas, Sasongko (Eksekutif)
Penulis : Nadia Astari
Perusahaan produksi : Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, Watcdoc.
Sinopsis
Film “Pulau Plastik” diangkat dari perjuangan tiga tokoh yang peduli dengan lingkungan. Gede Robbi, vocalis band ‘Navicula” asal Pulau Bali, seorang pengacara muda dari Jakarta, dan Peigi Arisandi seorang ahli biologi dan penjaga sungai dari Jawa Timur.Ketiga aktivitas lingkungan ini menelusuri dan meneliti sejauh mana jejak sampah plastik masuk ke rantai makanan manusia, apa dampaknya bagi kesehatan, dan bagaimana upaya untuk mengatasi krisis polusi plastik ini.
Awal dan Jalan Cerita
Cerita dimulai melalui sudut pandang Gede Robi, seorang vokalis band asal Bali. Bali merupakan tempat destinasi mancanegara dengan keindahan wisata alam yang berupa pantai mempesona. Permasalahan terjadi ketika tumpukan sampah plastik berada di laut dan bibir pantai. Hal tersebut mengganggu keindahan alam dan merusak ekosistem di laut. 300 juta ton plastik sekali pakai hadir di pantai dan laut per detiknya. Hanya dipakai lalu buang, dipakai lalu buang, dipakai lalu buang.Robi dan Prigi menyumbang sampah plastik yang mereka dapatkan selama perjalanan ke Jakarta. Pada aksi tersebut, selain melakukan kampanye bebas plastik, dilakukan juga orasi dan konser hiburan. Ketika aksi pawai itu berlangsung, Prigi, Gede Robi, dan Tiza mengganti plastik yang dibawa oleh pengunjung dengan totebag.
Fakta Menarik di Balik Film
Dari film, penonton dapat mengetahui bahwa Indonesia telah menjadi target pembuangan sampah negara-negara maju yang mengklaim diri mereka berhasil mengelola sampah. Lewat penelitian Gede Robi serta Prigi pun, penonton disadarkan bahwa sampah plastik mengandung mikroplastik tidak terurai. Mikroplastik itu kemudian masuk ke rantai makanan masyarakat.Film ini tak hanya menjadi perhatian aktivitas lingkungan. Saat penayangan di bioskop, pemerintah DKI Jakarta saat itu yaitu Pak Anies Baswedan dan Pak Riza Patria ikut mengadakan nonton bareng film ini.
Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memberikan pernyataan:
"Larangan kantong plastik juga merupakan kolaborasi yang panjang dengan Dinas Lingkungan Hidup, dengan Perumda Pasar Jaya. Setelah masuk ke pasar, kami merasa lebih menantang daripada melarang kantong plastik di supermarket. Di supermarket ketika satu gerai tidak menggunakan kresek lagi, pasti seluruh gerai ikut, tapi di pasar sedikit berbeda karena pedagang yang satu dengan pedagang yang lain pun memiliki kepentingan yang berbeda”.
Pesan Film Ini
Film Pulau Plastik memiliki pesan mendalam yaitu pentingnya kesadaran akan limbah plastik. Film ini juga mengajak masyarakat berbagi ragam solusi dalam mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kesadaran pihak industri/perusahaan untuk mendesain ulang produk mereka dengan tidak menggunakan lagi material plastik sekali pakai.
Itulah rekomendasi film dokumenter tentang lingkungan, yaitu film Pulau Plastik. Semoga dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan kesehatan.
Post a Comment