Saat di grup Akhwat Creative Project (ACP) akan mengadakan webinar yang temanya produktivitas muslimah, saya langsung berniat untuk segera daftar. Menjadi muslimah produktif adalah keinginan saya. Dan saya tau ini membutuhkan effort belajar dan praktek sekaligus. Karena itu kalau ada event yang membahas tentang produktivitas, saya langsung tertarik.
Alhamdulillah materinya sangat bagus dan menjadi pengingat tentang pentingnya waktu, umur, dan nikmat Allah lainnya. Jadi saya ingin mendokumentasikannya dalam bentuk blogpost agar Teman Fillaah yang juga mencari referensi belajar tentang produktivitas bisa ikut belajar.
Pemeteri Webinar Rahasia Muslimah Produktif
Webinar yang diadakan oleh ACP ini berlangsung melalui live aplikasi Telegram. Pematerinya adalah Kak Saviera Yonita, ST. Beliau aktif di akun sosial media dan blog @alfawaaidblogspotcom.Hmm, sebagai blogger saya sebenarnya bertanya-tanya mengapa blognya tidak TLD? Tapi sepertinya sengaja, demi kemanfaatan yang long lasting tanpa merepotkan orang lain untuk maintenance-nya di kemudian hari.
Kak Saviera adalah lulusan Fakultas Teknik UGM yang kemudian mengenyam pendidikan Ilmu Syar’i di Tanah Suci. Tentang detail pendidikannya ini sayangnya saya kurang paham.
Saat ini beliau aktif sebagai pengajar, content creator, penulis, penerjemah beberapa kitab Ulama, wakil pimpinan redaksi website muslimah or.id, dan pembicara di berbagai event muslimah. Dan tentu saja aktif pada perannya yang paling utama yaitu sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Dengan banyaknya aktivitas Beliau, tentu perlu pengaturan waktu dan prioritas. Nah, dalam webinar ini Kak Saviera akan berbagi tips produktif yang telah dipraktekkannya. Simak sampai selesai ya!
Produktif Apa Sama dengan Sibuk?
Kak Saviera mengawali acara webinar dengan sebuah pertanyaan. Apakah produktif itu sama dengan sibuk? Ternyata beda ya. Kalau sibuk berarti banyak aktivitas yang dilakukan, dari waktu ke waktu terlihat banyak pekerjaan.Kalau produktif dilihat dari hasil dari aktivitas tersebut. Menghasilkan apa dengan bekerja begitu banyak? Dan yang penting, dalam produktivitas memperhatikan penunaian kewajiban.
Jika sibuk saja tapi banyak kewajiban yang dilalaikan, maka itu tidak produktif.Tujuan kita belajar tentang produktivitas adalah agar diri kita lebih produktif dan bagaimana membangun kebiasaan produktif yang kontinyu, konsisten, tidak hanya semangat di awal saja.
Memahami Kedudukan Waktu
Ketika membahas produktivitas, hal esensial yang harus dipahami adalah tentang kedudukan waktu. Membahas skill agar lebih produktif tentu saja penting. Tapi memahami waktu sebagai modalitas utama produktivitas, itu lebih fundamental.Demi Masa
Waktu memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Di antara makhluk yang paling banyak dijadikan obyek sumpah Allah adalah waktu.Allah banyak bersumpah dengan nama makhlukNya, salah satunya dengan waktu. Sebagaimana di surat Al-Ashr, Al-Fajr, Adh-Dhuha, Al-Lail, Asy-Syams, dll. Ini mengisyaratkan berapa pentingnya waktu di sisi Allah.
Waktu dan Amal Sholeh
Untuk apa Allah memberikan waktu? Jawabannya adalah untuk beramal sholeh. Ini bisa kita ambil sebagai landasan dan penyemangat untuk hidup lebih produktif.Dalam Qur’an surat Al-‘Ashri yang kita semua sudah menghafalnya, Allah berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”Surat Al-’Ashr adalah surat yang pendek tapi memiliki makna yang luas dan mendalam. Dalam surat ini Allah telah menyiratkan agar seorang mukmin melakukan apa saja dengan waktu yang telah Allah berikan.
Waktu adalah ajang dan medan perlombaan manusia dalam beramal.Tentang penggunaan waktu ini, Allah kelak akan meminta pertanggungjawaban kita semua.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu telah meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hisab di hari kiamat:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2416)
Dalam bukunya “Selagi Masih Ada Waktu”, Syaikh Abdur Razzaq menyebutkan: Manusia akan diaudit di yaumul hisab, mizan berhadapan dengan Allah face to face dalam 2 hal:
- Umur secara umum, yaitu detik demi detik yang manusia miliki, dari lahir hingga meninggal, untuk apa saja waktunya. Waktu berupa hidup secara umum dari masa muda hingga masa tua. Apakah sudah mengamalkan ilmu yang didapatkannya atau belum.
- Masa Muda. Yaitu khusus masa mudanya untuk apa saja dia menggunakannya. Masa mudanya dihitung bawah 40 tahun.
Syabab (masa puncaknya masa muda) termasuk masa paling produktif, paling bugar, tajam pikirannya, puncaknya memiliki pengetahuan. Kita melakukan apa saja dengan modal yang Allah sudah berikan.2 jenis nikmat yang juga sering kita lalaikan adalah: kesehatan dan waktu luang.
Banyak orang yang masih suka nongkrong-nongkrong di pinggir jalan atau kafe tanpa melakukan hal bermanfaat. Apabila tidak bisa berpikir atau melakukan sesuatu untuk orang lain, paling tidak lakukan sesuatu yang memberi kontribusi pada diri sendiri.
Amir bin Qais (dalam buku Manajemen Waktu Para Ulama) berjalan lalu diberhentikan orang dan diajak mampir untuk mengobrol. Jawaban beliau: “Tahanlah matahari baru aku mau ngobrol denganmu”. Beliau sangat pelit dengan waktu, karena sangat berharganya waktu, dan beliau betul-betul menyadarinya.
Itulah beberapa gambaran tentang kedudukan waktu yang berharga untuk kehidupan dunia dan akhirat. Dengan memahami kedudukan waktu, akan lebih mudah bagi kita untuk menggerakkan diri menjadi lebih produktif.
Pengertian Produktif
Definisi KBBI
Definisi produktif bisa dilihat dari beberapa sumber. Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), produktif adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu . Dalam konteks pekerjaan, produktivitas berarti kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.Definisi KBBI kurang sempurna secara syar’i.
Selain definisi KBBI dan definisi syar’i tentang produktivitas, bisa jadi tiap orang memiliki makna produktif yang berbeda.
Definisi Syar’i
Secara syar’i, produktif berarti waktu yang berkah. Jadi menggunakan waktu dengan aktifitas yang diberkahi.Makna barakah adalah mendapatkan kebaikan yang banyak dan menetapnya kebaikan tersebut.
Ini bisa bermakna beramal sekali tapi efeknya long lasting, seperti sedekah jariyah. Berarti dengan pengertian ini aktivitas seperti mendidik anak dengan sungguh-sungguh, menulis buku, bahkan aktivitas sosial non profit pun bisa bernilai produktif.
Meraih Keberkahan Waktu dengan Menjadi Produktif
Time is money. Bayangkan waktu itu seperti uang yang kita bisa melihat dan memegang wujudnya. Tentu kita akan lebih sayang dan menganggapnya berharga.Waktu terbatas tidak bisa bertambah. Tidak bisa bertambah jatahnya.Tidak bisa kembali. Setiap manusia punya batas waktu. Setiap kita ingat batas waktu, kita akan ingat mengatur prioritas waktu kita. Tidak layak waktu yang sempit dan berharga digunakan untuk orang yang tidak tepat.
Waktu adalah mata uang. Waktu yang kita miliki adalah modal investasi terbesar kita di dunia.
Waktu dapat dikelola (budget). Bedanya adalah uang bisa ditabung, tapi waktu tidak.Waktu itu Rigid. Tidak bisa mengalami dilatasi maupun konstruksi. Sekali habis digunakan, waktu tidak bisa kembali. Kau berikan waktumu, sama dengan kau berikan bagian paling berharga dari dirimu.
Investasikan waktumu kepada orang yang akan mendoakanmu setelah kamu tiada.
Kunci Produktivitas
Kunci PRODUKTIF berarti MERAIH EFISIENSI dari waktu terbatas yang dimiliki.Agar bisa efisien maka harus mengatur prioritas dalam aktivitas hidup setiap hari. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti pedoman Piramid Prioritas berikut ini.
Piramid Prioritas
Piramida Prioritas |
Keinginan: Contohnya Hiburan
Kebutuhan: Contohnya ibadah, istirahat, muamalah
Kewajiban: Contohnya Ibadah, amanah
Kebutuhan: Contohnya ibadah, istirahat, muamalah
Kewajiban: Contohnya Ibadah, amanah
Kewajiban berada di bagian Piramida paling bawah yang memiliki area lebih besar, sehingga untuk kewajiban ini harus lebih diprioritaskan daripada kebutuhan dan keinginan.
2. Isi waktu kosong dengan dzikir, tafakkur, tadabbur, berdo’a, membaca, ibadah Sunnah, dsb. Bulan dengan melamun atau mengkhayal.
3. Istirahat cukup, sempatkan olahraga
4. Muamalah seperlunya dengan siapa saja. Utamakan keluarga, perbanyak teman shaleh, datang ke majelis yang baik.
5. Bangun habit yang baik
6. Hiburan yang halal, jangan israf jangan tabdzir.
Hiburan yang berlebihan malah akan merugikan. Ini berlaku seperti hukum Law of diminishing return.
Law of diminishing return adalah prinsip ekonomi yang menyatakan penurunan tingkat investasi. Pada satu titik, investasi atau keuntungan akan meningkat tajam. Namun, setelah titik tertentu, keuntungannya akan stagnan atau berkurang.
Dalam hal hiburan juga seperti itu. Hiburan baik untuk menyegarkan diri, refreshing, dan mengembalikan otak dan jiwa yang lelah. Tapi jika terlalu banyak menghibur diri maka efeknya akan bersifat sebaliknya, menjadikan malas. Misal menghibur diri dengan ke pantai, ketemu teman, jalan-jalan shopping, atau sekedar tidur. Tapi kalau berlebihan maka akan menjadikan malas dan disorientasi. Saat kembali ke aktivitas yang produktif malah tidak semangat lagi.
Kak Saviera mencontohkan saat Beliau harus memutuskan untuk memilih aktivitas mana yang akan dilakukannya. Mengisi kajian di tempat A atau B, atau hal lain dalam jadwal rutinnya? Maka metrik produktivitas akan membantunya menentukan skala prioritas. Ini tentunya bisa dikompromikan ya, hal yang tidak bisa dikerjakan hari ini, bisa reschedule di lain waktu kalau masih bisa.
Untuk membantu agar muslimah lebih produktif, bisa menggunakan alat bantu yang akan mempermudah mengisi waktu dengan hal produktif:
Tips Menjalankan Aktivitas Sesuai Piramida Prioritas
1. Ibadah yang wajib dikerjakan pada waktunya, segerakan bila tidak ditentukan waktunya2. Isi waktu kosong dengan dzikir, tafakkur, tadabbur, berdo’a, membaca, ibadah Sunnah, dsb. Bulan dengan melamun atau mengkhayal.
3. Istirahat cukup, sempatkan olahraga
4. Muamalah seperlunya dengan siapa saja. Utamakan keluarga, perbanyak teman shaleh, datang ke majelis yang baik.
5. Bangun habit yang baik
6. Hiburan yang halal, jangan israf jangan tabdzir.
Hiburan yang berlebihan malah akan merugikan. Ini berlaku seperti hukum Law of diminishing return.
Law of diminishing return adalah prinsip ekonomi yang menyatakan penurunan tingkat investasi. Pada satu titik, investasi atau keuntungan akan meningkat tajam. Namun, setelah titik tertentu, keuntungannya akan stagnan atau berkurang.
Dalam hal hiburan juga seperti itu. Hiburan baik untuk menyegarkan diri, refreshing, dan mengembalikan otak dan jiwa yang lelah. Tapi jika terlalu banyak menghibur diri maka efeknya akan bersifat sebaliknya, menjadikan malas. Misal menghibur diri dengan ke pantai, ketemu teman, jalan-jalan shopping, atau sekedar tidur. Tapi kalau berlebihan maka akan menjadikan malas dan disorientasi. Saat kembali ke aktivitas yang produktif malah tidak semangat lagi.
Dalam banyak hal, sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.
Metrik Produktivitas
Saat hendak melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan prioritas karena tidak bisa mengambil/mengerjakan semuanya sekaligus, bisa menggunakan metrik produktivitas berikut sebagai panduan. Ini bisa berarti juga sebagai motivasi ketika akan melakukan suatu pekerjaan, yang akan menuntun untuk memilih prioritas.Kak Saviera mencontohkan saat Beliau harus memutuskan untuk memilih aktivitas mana yang akan dilakukannya. Mengisi kajian di tempat A atau B, atau hal lain dalam jadwal rutinnya? Maka metrik produktivitas akan membantunya menentukan skala prioritas. Ini tentunya bisa dikompromikan ya, hal yang tidak bisa dikerjakan hari ini, bisa reschedule di lain waktu kalau masih bisa.
Tanda Diterimanya Amalan
Dalam melakukan suatu amalan (produktivitas), kita perlu memperhatikan apakah amalan kita akan Allah terima. Tentu saja itu merupakan hal ghaib yang kita tidak tau. Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan panduan untuk introspeksi diri apakah kira-kira amal kita diterima:- Tidak berbangga diri dan khawatir tidak diterima amalnya
- Berbuat amal shaleh berikutnya
- Banyak beristighfar, berdo’a, dan berharap
Tools Produktif dari Rumah
Untuk membantu agar muslimah lebih produktif, bisa menggunakan alat bantu yang akan mempermudah mengisi waktu dengan hal produktif:
1. Widget To Do List
Setiap pagi susun to do list berdasarkan urutan waktu dan urgensinya. Coret yang sudah dituntaskan.
Setiap pagi susun to do list berdasarkan urutan waktu dan urgensinya. Coret yang sudah dituntaskan.
2. Jurnal
Buat laporan singkat sebagai bentuk refleksi agar hari berikutnya bisa lebih semangat dan optimal.
3. Alarm
Sebagai alat untuk membuat batas durasi yang jelas.
Tips Produktif Dari Rumah
Selain menggunakan tools untuk membantu lebih produktif, kita juga bisa melakukan beberapa tips berikut ini dalam keseharian di rumah untuk mendorong lebih giat melakukan hal produktif:1. Umumkan
Umumkan dengan mengeraskan suara pada diri sendiri. Misal: Habis ini shalat Dhuha dan baca buku. Tanpa sadar mungkin kita pernah mempraktekkannya juga ya.
2. 5 Seconds Rules
Ini mengadopsi dari buku populer "5 Seconds Rules". Cara ini bisa mencegah prokrastinasi dan shubhat setan untuk menggagalkan kita beramal. Cara melakukannya adalah dengan hitung mundur 54321. Launch yourself: jangan dipikir kalo mau beramal. Ini seperti memaksa diri dari dalam untuk segera take action.
3. Sedikit tapi Konsisten
Lakukan pekerjaan yang sedikit tapi berkelanjutan. Miliki target yang realistis dan mudah untuk mencapainya, dengan hasil akhir signifikan.
4. Screen time
Aktifkan screen time, mode silent, dsb
Hilangkan distraksi dan interupsi
5. Sedia Buku di tempat-tempat yang sering ditongkrongi, mudah digapai, mudah dilihat
Buku memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Desain situasi untuk memudahkan produktivitas
- Tidak mudah diinterupsi (deep work)
- Meningkatkan kemampuan kognitif, konsentrasi, memori, dan kreativitas imajinasi.
- Tidak menghasilkan radiasi
Ada jenis keberkahan yang hanya bisa didapatkan dengan hadir di majelis ilmu kajian offline
Saatnya Berubah
Setelah mempelajari materi tentang menjadi muslimah produktif, saatnya kita meniatkan dan menguatkan azam untuk berubah menjadi lebih produktif.
Ini mungkin tidak mudah bagi sebagian orang. Pesan Kak Saviera: Jangan menunda amal, jangan lesu meraih kebaikan. Tentukan identitas baru yang ingin dicapai. Proyeksikan hasil perubahan di depan mata. InsyaAllah itu akan membuatnya menjadi lebih mudah. Bacalah buku berikut untuk lebih mendalami tentang produktivitas:
- Manajemen Waktu Para Ulama (Syaikh Abdul Fattah)
- The Atomic Habits (James Clear)
- 5 Second Rules (Mel Robbins).
“Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik berikutnya adalah sekarang"
Nah, Teman Fillaah, semoga setelah menyimak materi di atas, kalian menjadi lebih bersemangat untuk menjadi muslimah produktif dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk beramal sholeh dan bekerja untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Bismillah... Semoga bisa tetap produktif meski hanya ibu rumah tangga yang di rumah saja ,ya Mbak.
ReplyDeletebismillaah...betul mbak, semoga Allah mudahkan semua urusan kita
DeleteWah masyaAllah keren ya. Bener-bener banyak peran, bisa produktif dan semuanya jalan. Pengen banget kayak gitu, tp soal prioritas dan manajemen memang jadi tantanganku mb. Ini materi yang dibutuhkan banget sih buat para muslimah. Progresif, produktif, dan selalu niatkan untuk amal kebaikan. Terimakasih ya mb Liha sharingnya.
ReplyDeleteMenjadi wanita muslimah yang produktif dengan waktu yang berkah, namun tidak meninggalkan peran utama sebagai istri dan ibu rumah tangga. Semoga semua bisa seiring sejalan, antara ibadah dan aktivitas sebagai ibu rumah tangga yang produktif.
ReplyDeleteMasyaAllah mbak .. impian saya banget mbak, bisa menjadi produktif. Tp saya ibu pekerja dengan 3 anak yg masih kecil-kecil, masih sering bingung dg manag waktu. Bismilah belajar dan terus belajar .. Bismillah berubah menjadi lebih baik, lebih produktif ❤️
ReplyDeleteApapun pilihan nya tetap produktif dimana saja.. baik di kantor maupun di rumah. Muslimah harus produktif
ReplyDeleteSetelah membaca artikel tentang menjadi muslimah produktif, jadi tamparan keras buat diriku untuk selalu produktif dan selalu positif
ReplyDeleteDengan artikel ini saya baru paham bagaimana bisa menjadi produktif. terima kasih mba
ReplyDelete