Bicara gaya hidup holistik (holistic life), mungkin yang pertama kali terlintas di benak adalah aktivitas meditasi, makanan sehat, terapi herbal, dan seputar teknik pernafasan. Ada yang berpikiran begitu juga?
Tidak salah apabila menyebutkan hal seperti di atas sebagai hal yang identik dengan gaya hidup holistik. Namun, sudahkah memahami apa sebenarnya gaya hidup holistik itu?
Pengertian Hidup Holistik
Melansir osf.io, holistik adalah kata yang berasal dari holisme. Holisme diambil dari bahasa Yunani “holos” yang berarti semua atau keseluruhan.Kata ‘holisme’ pertama kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang negarawan dari Afrika Selatan, dalam bukunya yang berjudul Holism and Evolution.
Smuts mendefinisikan holisme sebagai sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekadar gabungan-gabungan bagian hasil evolusi.
Sederhananya, hidup holistik berarti hidup yang menyeluruh, seluruh puzzle bagian dari hidup terhubung satu sama lain, membentuk satu gambaran utuh.
Tentang Gaya Hidup Holistik
Apa itu hidup holistik? Bagaimana cara menjalaninya?Gaya hidup holistik berkaitan dengan kesehatan secara menyeluruh. Jadi, ketika berbicara tentang hidup holistik, kita berbicara tentang menjaga dan merawat kesehatan secara fisik, pikiran, dan jiwa (mental). Aspek kesehatan tersebut saling terhubung, membentuk suatu keutuhan, dan saling mempengaruhi.
Saat berbicara tentang kualitas hidup dalam hidup holistik, kita tidak berbicara tentang kualitas hidup/kesuksesan finansial, sukses dalam hubungan, sukses dalam spiritual, sukses dalam kesehatan fisik saja. Namun kita akan bahas tentang kualitas atau kesuksesan secara menyeluruh. Jadi semua aspek saling terhubung dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Hidup holistik berarti memiliki kesadaran dan kesengajaan dalam hidup, dimulai dengan pikiran, perkataan, dan tindakan. Bagaimana kita berbicara kepada diri sendiri? Apa saja isi self-talk kita sehari-hari. Apakah kamu baik hati dan penuh kasih sayang pada diri sendiri ? Pikiran cenderung menentukan cara menjalani seluruh hidup. Pikiran memengaruhi harga diri, cara menafsirkan peristiwa, dan pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan.
Gaya hidup holistik bukan sistem yang pasti. Jadi, seorang yang ingin menjalani hidup holistik, berarti berusaha mengamati dan meneliti dirinya sendiri, dan mencari cara untuk menciptakan gaya hidup yang menyehatkan secara menyeluruh bagi dirinya.
Meski begitu, kita bisa mencari inspirasi dari orang lain bagaimana menjalaninya. Adapun penerapannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Penerapan hidup holistik itu fleksibel. Tidak ada aturan baku, ketat, dan “paling benar”. Apa yang berhasil bagi satu orang, belum tentu berhasil bagi orang lain. Ambillah cara yang paling cocok untukmu. Ini adalah zona bebas penilaian.
Contoh penerapan hidup holistik adalah sebagai berikut. Ada seorang mengalami sakit maag akut. Asam lambungnya sering naik hingga membuatnya muntah tapi tidak ada yang dikeluarkan selain sedikit cairan yang rasanya asam.
Untuk mengatasi masalah ini, umumnya orang akan datang ke dokter untuk mendapatkan obat dan nasehat medis. Ini adalah jalan terapi fisik.
Jika ditangani secara holistik, maka orang yang mengalami sakit maag tersebut harus mulai berfokus pada kesadaran bahwa sakit yang dialaminya ada pengaruh dari hal selain telat makan semata. Maka mulailah membreak down isi pikiran, adakah hal yang mempengaruhi sakitnya, apakah dia sedang mengalami kecemasan juga atas suatu hal?
Dokter mungkin menasehatkan agar jangan banyak pikiran. Namun, dokter tentu tidak bisa mengontrol setiap saat apa yang ada di pikiran orang tersebut. Jadi terapi holistik mandiri harus dimulai dari kesadaran dan kesengajaan diri pribadi.
Dengan kesadaran untuk menyembuhkan diri sendiri yang dimulai dari pengkondisian pikiran itu, akan muncul berbagai alternatif terapi yang paling sesuai untuk dirinya. Misalnya selain minum obat dokter, dia mulai memperbaiki pola makan, pola tidur. Kemudian mengatur lalu lintas yang ada di pikirannya, hanya mengizinkan hal positif saja. Jika pikiran dan emosinya mulai bergolak, dia segera ambil inisiatif untuk menarik nafas panjang yang bisa meredakan gejolak jiwanya.
Suplemen tradisional seperti madu mungkin akan menjadi pilihannya untuk memulihkan lambungnya sembari memperkuat pencernaannya.
Tontonan dan circle pertemanannya sebaiknya hanya memilih yang memberi asupan positif bagi jiwanya. Dia dengan sadar berusaha menjaga pikirannya dan emosinya.
Nah itu salah satu cara hidup holistik yang berupa terapi sakit secara mandiri. Hidup Holistik tentu saja tidak melulu seputar terapi penyakit saja. Istilah dan campaign yang kamu sering lihat di media sosial seperti work-life balance, harmony life,slow Living, mindfulness, mind, body and spirituality, self-love, mental health, eat and clean, dan lainnya juga merupakan bagian dari hidup holistik, loh.
Gaya hidup holistik yang menginginkan kesehatan secara menyeluruh memang menarik untuk dieksplore. Dan saat ini makin banyak orang yang memiliki keinginan dan kesadaran untuk menerapkan hidup holistik. Apakah kamu juga tertarik menerapkannya?
Mengapa Memilih Gaya Hidup Holistik?
Gaya hidup holistik pada hakikat nya adalah suatu kesadaran untuk merawat nikmat Allah berupa kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Dengan menerapkan hidup holistik, maka bisa mendapatkan manfaat sebagai berikut:1. Merasakan meningkatnya kualitas kesehatan.
2. Hidup lebih terkontrol karena selalu berusaha hadir di setiap moment dan mengendalikan diri sendiri.
3. Lebih memperhatikan pertumbuhan diri dan hidup lebih terencana.
4. Bisa mempengaruhi sekitar, baik circle terdekat maupun lingkungan, sehingga bisa memberi kontribusi dalam membantu orang lain meningkatkan kualitas hidupnya juga.
5. Merancang hidup sehat dan menjadi versi terbaik dirimu.
6. Hidup menjadi lebih bahagia karena selalu memperhatikan kebaikan diri dan sekitar.
Komponen Hidup Holistik
Seperti yang sudah disinggung di atas, ada 3 komponen yang perlu dirawat dalam gaya hidup holistik, yaitu tubuh secara fisik, pikiran, dan jiwa/mental. Ketiganya berhubungan dan saling mempengaruhi.Misalnya, jika seseorang kurang tidur (tubuh) karena cemas (pikiran), orang tersebut mungkin menarik diri dari teman dan keluarga (jiwa). Mereka semua bekerja sama dan semuanya saling mempengaruhi.
Mari kita bahas masing-masing dari 3 komponen tersebut dengan lebih detail.
1. Pikiran
Merawat pikiran sama pentingnya dengan merawat tubuh. Penting untuk menumbuhkan pikiran yang sehat karena pola pikir kita pada akhirnya mengendalikan tindakan kita. Apa yang kita pikirkan, kita ciptakan. Penting juga untuk memantau ekspektasi, apakah terlalu membebani pikiran atau malah memotivasi.
Quote positif dan bacaan yang menginspirasi bisa menjadi nutrisi bagi pikiran yang sehat dan produktif.
2. Tubuh
Bagian tubuh dalam kehidupan holistik biasanya paling mudah dipahami karena bersifat fisik. Kita dapat dengan mudah melihat dan mengukur efek pemberian nutrisi pada tubuh.
Saat ini makin sering kita temui ajakan untuk hidup sehat melalui beraneka program diet, mengubah isi piring dengan makanan bernutrisi, porsi yang disesuaikan, eat and clean, dan kesadaran untuk lebih banyak bergerak (olahraga dan aktivitas fisik lainnya). Rupanya kesadaran masyarakat untuk memiliki kualitas tubuh yang sehat semakin tinggi.
Memperbaiki kesehatan tubuh juga berarti mengatur pola tidur, hubungan kita dengan alam (sustainability), jenis produk yang kita gunakan pada tubuh kita, imunitas, dan kesehatan setiap sistem tubuh.
Memperjuangkan hidup dalam keadaan sehat lebih baik daripada memperbaiki masalah kesehatan yang terjadi.3. Jiwa
Merawat dan memelihara jiwa bisa berarti tentang spiritualitas, yaitu menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai dan hidup dengan tujuan.
Seiring waktu, saat kita memelihara elemen ‘jiwa’, kita akan menciptakan hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta, dengan diri sendiri, dan bagaimana terhubung serta memahami dunia sekitar.
Bagi seorang muslim, memperbaiki kualitas ibadah, menjadikan setiap tarikan nafas untuk berdzikir, sering munajat kepada Allah, mendengarkan kajian Islam, sering hadir di majlis ta’lim dan menjaga pertemanan dengan orang-orang yang menjaga agamanya, akan menguatkan jiwa spiritualitasnya.
Kualitas Hidup Holistik
Gaya hidup holistik memiliki kualitas-kualitas yang membantu kita menjalani gaya hidup ini. Ini semacam prinsip yang perlu diusahakan agar perjalanannya lebih terarah. Apa saja kualitas-kualitas itu?1. Perhatian
Perhatian berarti sadar dan hadir pada saat ini (present). Bersikap penuh perhatian akan membantu lebih memahami apa yang dirasakan dan apa yang dibutuhkan.
Perhatian penuh membantu membawa kesadaran pada tubuh, emosi, dan pikiran. Ini membantu membawa pada perasaan membumi, terhubung dengan alam semesta, dan tenang.
Perhatian adalah kunci untuk menjalani kehidupan holistik karena kita membutuhkan kehadiran pikiran untuk memahami diri kita sendiri dan kebutuhan kita secara keseluruhan.
Perhatian membimbing ke arah kesadaran. Saat meluangkan waktu untuk berpikir sebelum bertindak, atau mengambil langkah mundur dari emosi dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang kita yakini, maka saat itu kita sedang melatih kesadaran.
2. Intensionalitas
Ketika hidup dari intensionalitas, kita hidup berdasarkan nilai-nilai yang diyakini.
Intensionalitas mencakup tujuan, kesederhanaan, penentuan prioritas, manajemen waktu, dan kendali atas di mana kita menempatkan energi.
Untuk hidup secara holistik dan melihat gambaran besarnya, kita harus hidup dengan tujuan, bukan dengan autopilot. Kita membuat pilihan sadar yang membantu memandu tetap berada di jalan itu.
3. Keseimbangan
Karena kehidupan holistik melibatkan pemberian nutrisi pada pikiran, tubuh, dan jiwa, penting untuk menemukan keseimbangan. Berikan setiap elemen waktu dan energi yang dibutuhkan agar ketiganya dapat saling mendukung.
Terkadang komponen tertentu dalam hidup memerlukan lebih banyak perhatian dibandingkan area lain, jadi tidak apa-apa jika keseimbangannya tidak sempurna. Dengan terus bergerak memberikan perhatian, perlahan masing-masing komponen diri kita akan mendapatkan kepenuhannya dan bergerak menuju keseimbangan.
4. Praktik
Hidup holistik bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah perjalanan seumur hidup. Itu adalah gaya hidup. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menjalani kehidupan holistik sebagai sebuah praktik yang berkelanjutan.
Kunci kesuksesan adalah konsistensi. Meski diawali dengan langkah kecil, dengan konsistensi akan terasa manfaatnya dan makin terintegrasi dengan hidup kita.
Kapan Mulai Gaya Hidup Holistik?
Kapan sih sebaiknya kita perlu memulai gaya hidup holistik? Karena hidup holistik adalah sebuah pilihan hidup sehat, maka semakin dini punya kesadaran memulainya tentu makin baik.Misalnya dalam keluarga yang sangat memperhatikan kesehatan, anak-anak yang masih kecil sudah ditanamkan pentingnya memilih makanan sehat, diajarkan juga memilih tontonan yang baik untuk pikiran, dididik juga untuk mengenal Allah dan rajin beribadah, kesemuanya itu sebenarnya upaya-upaya untuk hidup sehat secara holistik. Namun, kebanyakan orang tidak menyadarinya.
Menempuh jalan hidup holistik biasanya dilakukan orang secara sadar dan terprogram ketika sudah teredukasi tentang apa itu hidup holistik, apa manfaatnya, dan bagaimana menjalaninya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang sebelumnya telah dilakukan, tinggal melanjutkan dan mengatur polanya agar lebih berdampak pada kesehatan diri.
Sepertinya istilah gaya hidup holistik belum begitu populer di Indonesia. Namun langkah-langkahnya atau program hidup sehat telah banyak disosialisasikan.
Jika teman-teman ingat masa-masa pandemi Covid-19 dan seluruh masyarakat harus membatasi aktivitasnya, saat itulah banyak beredar melalui media sosial campaign untuk hidup lebih sehat. Ajakan untuk lebih menjaga kebersihan, untuk menguatkan imunitas tubuh, untuk berpikir positif di tengah rasa takut dan keterbatasan, peduli dengan kesehatan mental, dan ajakan untuk berserah dan mendekatkan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Itu semua bisa disebut juga sebagai anjuran untuk hidup secara holistik, atau memperhatikan kesehatan secara menyeluruh.
Perbedaan bagi yang sengaja ingin menempuh jalan hidup holistik adalah terletak pada kesadaran yang dibangunnya secara mandiri dan terus mengamati perkembangannya, bagaimana dampaknya bagi diri pribadi. Nah, soal ini bisa disimak lagi bahasan tentang kualitas hidup holistik.
Bagi saya pribadi, keinginan untuk hidup lebih sehat sudah mulai dipraktekkan sejak sekitar 11 tahun lalu. Semuanya berawal ketika anak-anak sering sakit dan harus bolak-balik ke dokter. Kemudian disusul suami yang mudah pusing bahkan pernah limbung dan mau pingsan di jalan. Saya sendiri merasakan badan cepat capek dan sering seperti remuk ga kuat ngapa-ngapain. Tak ada jalan lain selain harus lebih memperhatikan kesehatan. Pembahasan bagaimana keluarga kami jatuh bangun mencoba hidup lebih sehat mungkin akan saya ceritakan di kesempatan lain.
Sementara itu, kesengajaan untuk menempuh jalan hidup holistik secara terencana, sejujurnya niat itu baru hadir beberapa bulan terakhir ini. Sebelum bertemu dengan konsep gaya hidup holistik, saya terlebih dulu berkenalan dengan istilah wellness. Wellness lebih luas dalam menjabarkan tentang hal terkait kesehatan. Perlu bahasan tersendiri juga nih.
Menemukan konsep hidup holistik dan wellness berawal dari rasa keingintahuan saya mengenai life balance atau harmony life. Keinginan untuk menyeimbangkan urusan hidup agar lebih proporsional itulah yang mengantarkan saya menemukan konsep hidup holistik dari berbagai literatur.
Jadilah sekarang saya lebih menaruh perhatian terhadap gaya hidup holistik ini. Saya mulai mempelajarinya dan mengumpulkan apa yang sudah saya lakukan sebelumnya untuk merawat kesehatan, dan mulai memikirkan apa yang perlu diperbaiki atau ditambahkan dalam list cara hidup sehat secara holistik.
Cara Menerapkan Gaya Hidup Holistik Untuk Menjadi Versi Terbaikmu
Menerapkan gaya hidup holistik berarti menciptakan kebiasaan holistik dalam hidup sehari-hari. Apalagi kebiasaan hidup sehat secara menyeluruh telah menyatu dalam keseharian kita, maka akan lebih mudah untuk mewujudkan versi diri terbaik kita.Tubuh sehat, pikiran sehat, jiwa sehat, berarti modalitas utama sebagai manusia berdaya sudah di tangan, kan? Tinggal melanjutkan merancang visi misi hidup kita.
Lalu bagaimana cara menerapkan gaya hidup holistik dalam kehidupan kita, agar bisa terarah, selaras, dan sustainable?
1. Kontemplasi diri
Langkah pertama dalam menciptakan kebiasaan holistik adalah merenungkan keberadaan diri, mengenali posisi di mana berada saat ini. Kita perlu scanning kesehatan diri secara menyeluruh. Bagaimana kondisi badan, pikiran, dan jiwa saat ini?
Sikap jujur pada diri sendiri sangat diperlukan. Untuk bertumbuh dan menciptakan gaya hidup yang diinginkan, penting untuk memahami posisi saat ini.
Contohnya, seorang yang mengalami kelebihan berat badan seperti Dewi Hughes waktu dulu, harus mengakui masalahnya akan tubuhnya dan masalah-masalah kesehatan lain yang mengiringinya. Hughes baru bisa bergerak ke arah impian dan ekspektasinya ketika mengakui posisinya di titik mana. Hal ini akan membantunya menyusun langkah menuju perbaikan diri.
Mempertimbangkan setiap elemen kehidupan holistik – pikiran, tubuh, dan jiwa, dan menggalinya lebih dalam akan sangat berpengaruh terhadap prosesnya.
2. Fokus pada Satu Hal Sekaligus
Identifikasi masalah kesehatan apa yang paling membutuhkan perhatian saat ini. Fokuslah padanya, namun dengan tujuan ingin memperbaiki komponen kesehatan yang lain.
Misalnya, jika ingin memiliki lebih banyak energi untuk beraktivitas sehari-hari, ciptakan pola tidur (tubuh) yang lebih baik, kurangilah stres (pikiran), dan kontrollah emosi saat berinteraksi dengan orang lain (jiwa).
3. Lakukan Riset dan Pelajari Lebih Dalam
Setelah menentukan area dalam hidup yang paling membutuhkan pertumbuhan atau yang ingin lebih sehat, inilah saatnya untuk melakukan riset dan mempelajari topik tersebut.
Jika masalah utama pada seringnya mengalami kecemasan, maka follow akun-akun di sosial media yang membahas tentang mental health. Temukan beberapa saja yang paling sesuai. Buat batasan dan luangkan waktu menyimak hal-hal terkait solusi mengatasi kecemasan. Jangan lupa untuk dipraktekkan.
Untuk mendapatkan pembelajaran dan pola paling sesuai dengan diri kita, trial and error adalah bagian dari proses menemukan apa yang terbaik itu. Jadi jangan berkecil hati karena tidak cocok di awal. Lakukan lagi dan lagi hingga menemukan yang paling klop.
4. Tetapkan Niat yang Bertujuan
Karena hidup holistik adalah gaya hidup dan bukan tujuan, seringkali yang terbaik adalah memulai dengan menetapkan niat, bukan tujuan. Tentu saja, harus memecah niat tersebut menjadi tujuan-tujuan kecil untuk mengambil tindakan menuju niat itu.
Niat membantu kita menciptakan gaya hidup daripada mencapai tujuan tertentu karena niat tetap berada pada saat ini dan fokus pada bagaimana kita ingin hidup setiap hari.
Berikut ini contohnya:
Tujuan: Berhenti merasa bersalah setelah scrolling media sosial.
Niat: bermedia sosial secara sehat
Kata ‘berhenti’ pada tujuan menyiratkan hasil akhir. Ini menyiratkan bahwa kamu tidak akan merasa lebih baik (atau menjadi lebih baik) sampai kamu mencapai tujuan akhir tersebut.
Namun, niat tersebut dapat diintegrasikan ke dalam setiap hari dengan cara lebih bijak menggunakan media sosial. Misalnya membuat batasan waktu, batasan akun yang dikunjungi, batasan komentar.
5. Ciptakan Kebiasaan Sehat
Bagian dari hidup holistik adalah menciptakan kebiasaan sehat. Temukan kebiasaan sehat yang berkelanjutan dan menyenangkan.
Buatlah menjadi rutinitas harian, mingguan, dan bulanan. Rutinitas tidur, merawat diri, olahraga, jurnaling, membaca, memasak makanan sehat favorit, dan lainnya. Menjadwalkan kebiasaan-kebiasaan ini ke dalam rutinitas akan membuatnya lebih mudah untuk dilanjutkan.
Sekarang ini makin banyak content creator yang konten morning routine, night routine, skincare routine, dan a day in my life. Tahukah kamu, bahwa konten-konten tersebut mengatakan bahwa betapa berharganya waktu dan sebuah rutinitas. Dan Yap, itu semua bagian dari gaya hidup holistik.
Bagian penting dari menjalani gaya hidup holistik adalah mendengarkan tubuh dan memperlakukannya dengan cinta dan rasa hormat. Jika tubuh butuh istirahat, biarkan saja istirahat. Jika membutuhkan energi, berolahraga lah. Lakukan hal-hal yang membantumu merasakan yang terbaik.
6. Cermatlah Dalam Menggunakan Energimu?
Di mana dalam sehari kamu menghabiskan waktu, memberikan perhatian, dan menempatkan energi? Apakah masih di depan TV, di media sosial, atau dalam pekerjaan?
Waktu dan energi sangat berharga dan tidak boleh menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang tidak penting. Jadi lakukan apa yang dirasa paling penting, dan fokuslah pada hal-hal tersebut.
7. Mengintegrasikan Aksi Berkelanjutan
Tindakan apa pun yang diambil berkaitan dengan hidup holistik dan sudah terintegrasi dengan hidup kita, harus mampu mempertahankannya seiring berjalannya waktu karena kita sedang menciptakan gaya hidup.
8. Teruslah Belajar dan Bertumbuh
Ambil peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi. Terus belajar tentang diri kita sendiri dan belajar tentang orang lain dalam hidup sehat holistik. Bacalah buku atau blog, dengarkan podcast, bergabunglah dengan komunitas yang relevan, dan tajamkan intuisi untuk belajar dari orang lain.
Tertarik dengan Gaya Hidup Holistik?
Cukup panjang ya pembahasan tentang gaya hidup holistik ini. Yang perlu dicatat adalah menempuh hidup holistik berarti membangun pondasi hidup sehat bagi pikiran, tubuh, dan jiwa. Bisa menerapkan hidup holistik menjadi modalitas dan membuka peluang untuk mewujudkan visi menjadi versi terbaik diri kita. Apakah kamu tertarik juga untuk mempelajari dan mempraktekkan gaya hidup holistik? Bagikan pendapatmu melalui kolom komentar ya! Terima kasih.Referensi:
Wikipedia.org
Liputan6.com
https://ashleyrachelcoaching.com/ways-to-embrace-holistic-living-for-beginners/
https://wildgroveessentials.com/blogs/blog/introduction-to-holistic-living-for-beginners
Menarik sekali bahasannya mbak . Jadi tertarik menerapkanya. Dimana menempuh hidup holistik berarti membangun pondasi hidup sehat bagi pikiran, tubuh, dan jiwa.
ReplyDeleteYes mbak. Dan dengan pondasi sehat yang kuat kita rasanya lebih enjoy ya menjalani hidup, lebih produktif juga
DeleteWaaah aku baru tahu istilah ini mb. Cuma dari awal aku baca artikel ini, yang muncul di kepala ku tentang syumuliatul islam. Konsepnya mirip banget mb. Cuma istilahnya saja yang berbeda. Waah, jadi pengingat buat diriku. Yang sbenarnya sudah menjalankan hidup holistik ini tapi nggk nyadar.
ReplyDeleteHeyyy itu apa mbak...syumuliatul Islam...asli aku baru tau loh. Sejenis holistic life juga kah? Harus dicari ni benang merahnya. Makasih ya mbak Nida🥰
DeletePernah banget ngalamin psikosomatis. Setiap dalam kondisi stressfull pasti sakit gigi kambuh. Padahal giginya baik-baik saja tapi terasa ngilu, senut-senut luar biasa. 😅. Sebenarnya aku udah lama pengen menerapkan pola makan yang lebih sehat, tapi belum dapat dukungan dari penghuni rumah ðŸ¤
ReplyDeletesama mbak, untuk nerapin pola makan sehat mang harus mulai dari diri sendiri dulu deh. ngandalin support orang rumah syusaah....saya mulai dikit-dikit bisa karena alarm tubuh dah sering kasih warning. badan ni dah menuaaa dan minta diopeni
DeleteJaman sekarang mungkin istilah nya kesehatan mental yang juga harus diperhatikan ya...jadi tidak hanya raga/jasmani tapi juga kesehatan jiwa
ReplyDeleteiya betul mbak, kesehatan badan, mental, jiwa dan pikiran harus dirawat semua
DeleteWhah sangat menarik sekali pembahasan tentang gaya hidup holistik dan sangat layak untuk diaplikasikan dalam hidup agar kita bisa menjalani kehidupan secara waras, ya
ReplyDeleteiya Pak bener, orang sering sebut biar lebih waras...aslinya ini tentang perlunya jaga kesehatan mental dan pikiran juga
Deletegaya hidup holistik begini ini yang ideal ya, sehingga kualitas hidupnya bagus.
ReplyDeletenggih Bu, idealnya memang melakoni hidup holistik. aplikasinya bertahap saja mulai dari niat kuat dan steps paling mudah
Deletesaya juga sedang belajar olh nafas nih kak,, belajar yoga dari yuktub hehe.. dan bener-bener ngaruh sih.. mana setres jga mikirin kerjaan kagak kelar-kelar setelah ini bsa bener-bener fress lho
ReplyDeletehaaa bener...rasanya lebih rileks ya kalo abis olah nafas. selanjutnya badan pikiran jadi lebih enteng
DeleteAku baru pertama kali denger nih mba gaya hidup holistik. Cuma dr penjelasannya ini kayak menyelaraskan kesehatan jiwa dan mental gitu ya? Menyadari diri kita, pola makan dsb. Intinya keseimbangan hidup dan kesehatan juga.
ReplyDeleteiya mbak betul, gaya hidup holistik menyeimbangkan kesehatan badan, pikiran, dan jiwa/mental
DeleteWah jadi tertarik mempelajari gaya hidup holistik ini, ya, jujurly baru mengetahui setelah membaca artikel mbak, ingin coba terapkan bertahap
ReplyDeleteyuk mbak semangat berproses....pelan-pelan aja diniatkan, insyaAllah bakal terasa lebih nyaman dan enak buat badan dan pikiran kita
Deletepembahasannya runut mbaa..kayaknya semakin banyak orang yang care dengan gaya hidup holistik ya apalagi setelah pandemi covid kemarin
ReplyDeleteiya Bu, pandemi kemaren membuat orang makin aware dengan kesehatan secara menyeluruh
DeleteGaya holistik ini cocok banget apalagi setelah kita mengalami fase kehidupan di masa pandemi, biar jauh lebih teratur dan sehat secara mental
ReplyDeletepandemi memang memberi banyak hikmah ya mbak, kita jadi lebih sadar diri dengan kesehatan badan dan pikiran, semuanya penting dan harus dijaga
DeleteIya sih aku taunya kalau gaya hidup holistik itu lebih ke pengaturan pikiran, mindfullness dan sejenisnya gitu ya. rupanya lebih dari itu ya holistik itu mencakup kehidupan yang menyeluruh, begitu kah? Aku masih mencerna makna holistic style dengan perlahan.
ReplyDeletekesehatan mental, pikiran, mindfulness itu bagian dari kesehatan holistik mbak. ada kesehatan tubuh fisik juga dan kesehatan spiritual yang merupakan bagian dari kesehatan holistik. jadi semuanya masuk dan harus dirawat secara seimbang
DeleteAku jadi cukup teracuni dengan gaya hidup holistik mbak. Yang ternyata mencakup secara keseluruhan apa yang sebenarnya dekat dalam kehidupan kita ya
ReplyDeleteiyes mbak deket bangett ama hidup kita, dan kita sih sebenarnya dah ngelakoni juga dikit-dikit. cuma kalo mau totally nerapin hidup holistik biar efeknya kerasa emang harus menyertakan niat dan kesengajaan (mindful) dalam praktek tiap harinya
Deleteartikel yang menarik, bisa untuk interopeksi diri, apakah diri ini sudah menerapkan gaya hidup holistik, dengan merawat titipan Tuhan yang ada di tubuh kita
ReplyDeletekita sering lupa ya bahwa badan, pikiran, bahkan jiwa itu adalah nikmat Allah yang harus dirawat selalu
DeleteIni mirip2 dg worklife balanced ya mbak.. dan pas baca mindfulness langsung mikir konseling transpersonal. Memaknai tiap hal dalam diri kita .
ReplyDeleteWorklife balance bagian dari holistic life mbak. Cuma biasanya lebih bahas ke sisi mind and soal, kurang menyeluruh bahas ke nutrisi dan healing ya.
DeleteMasya Allah. Ternyata gaya hidup holistik seindah ini. Ada rekomendasi buku, channel YouTube, atau orang terkenal yang aktif membuat konten soal gaya hidup holistik, mbak?
ReplyDeleteSaya suka channel YouTube Meghan Livingstone, Hamimommy, cnliziqi, her86m2, honeyjubu. Itu di antaranya mbak kalo konten. Tapi cuma meghan aja yg jelas nulis di bionya soal holistic life. Yang lain kayaknya enggak tapi kontennya ttg slow Living. Banyakan content creator masih terpisah sih. Jadi di bio nulisnya holistic life tapi yg dibahas lebih ke fisik aja, nutrisi, fitness dan healing. Mind n soul ga dibahas. Ada yg lebih ke mind and soul tapi aspek fisik, nutrisi ga dibahas.
DeleteSaya baru tahu tentang istilah gaya hidup holistik. Walaupun tanpa sadar sudah berusaha menerapkan pola hidup seperti itu. Ya walaupun gak sepenuhnya sih. Hehe. Dari artikel ini betapa bermanfaatnya gaya hidup holistik ini agar keselurahan hidup ini jadi lebih baik.
ReplyDeleteMakin banyak yang bahas holistic life pinginnya jadi lebih mudah juga kita menerapkannya. Ada temannya gitu Ebih semangat kan
DeleteSaya baru membaca artikel seperti ini ternyata Ada. Dari kemarin fokus sama berita politik ternyata ada sudut lain dalam hidup ini yang luput.
ReplyDelete