Bismillah
Blog Simply in Harmony adalah blog yang saya buat sebagai media mencatat hasil belajar dan untuk mendokumentasikan kegiatan saya sehari-hari atau jurnal perkembangan saya dari mempelajari dan mempraktekkan suatu keterampilan dan pemikiran baru. Hal yang menarik untuk saya pelajari dan terapkan adalah yang berkaitan dengan life balance, yang kemudian berdasarkan literatur yang saya dapatkan bisa disebut sebagai wellness. Wellness sendiri adalah cara hidup secara holistik dengan memperhatikan 8 aspek yang merupakan penjabaran dari kebutuhan pemenuhan hidup secara fisik (body, finansial, enviromental), mind (intelektual, occupational, social), dan soul (emosional, spritual).
Selain keseimbangan hidup dalam wellness, keseimbangan lain yang perlu untuk diupayakan adalah keseimbangan peran. Peran dalam hidup itu seperti sebagai ibu, istri, anak, tetangga, teman, pribadi, dan sebagai hamba Allah.
Karena hadirnya blog ini berawal dari keresahan atas permasalahan-permasalahan yang saya hadapi dalam hidup, kemudian saya ingin mengurainya dan mencari jalan keluarnya, maka pondasi dasar saya dalam menghadapi permasalah hidup itu adalah berasal dari ajaran agama saya, yaitu Islam. Jadi, meskipun saya membahas wellness dan keseimbangan peran, pondasi utamanya adalah melibatkan Allah dalam setiap urusan. Dengan kata lain, melalui blog ini saya ingin mengajak diri dan pembaca saya untuk lebih mindful mengingat Allah, memilih jalan Allah sebagai yang utama, dan mencari cara agar bisa menikmati jalan itu. Saya ingin orang mengenal blog ini sebagai blog yang memotivasi Fillaah (di jalan Allah)/blog Fillaah.
Dalam perkembangannya, karena ingin blog ini berkembang hingga memberi manfaat ke lebih banyak pembaca, ada hal-hal yang harus saya pikirkan dan rencanakan terkait dengan pembaca saya tersebut. Berdasarkan ilmu ngeblog yang saya dapatkan dari BLOGSPEDIA COACHING, hal yang perlu dilakukan untuk menentukan target pembaca adalah dengan ”Reader Persona and Emphaty Map”. Saya singkat RPEM saja ya. RPEM adalah peta gambaran bagaimana tipe, kepribadian, kecenderungan, pikiran, perasaan, hal yang mempengaruhi, mimpi, cita-cita, keresahan, dan ketakutan yang dimiliki oleh target pembaca.
Tujuan pemetaan RPEM ini agar lebih mudah memilih dan membuat konten bacaan yang benar-benar dibutuhkan oleh para pembaca.
Setelah menganalisa dan memikirkan lebih lanjut tentang RPEM blog ini, saya membuat RPEMnya sebagai berikut.
Mengenal Siapa Yang Sering Berkunjung Ke Blog
Blog saya terhitung baru. Baru diisi postingan, baru dikenal, baru menerima beberapa pengunjung. Postingan masih kurang dari 20 dan pengunjung kebanyakan adalah peserta dan juri Blogspedia Challenge dan Coaching. Data statistik blog belum bisa dijadikan patokan bahwa pembaca saya adalah orang yang berminat dengan artikel saya. Saya yakin blog saya dikunjungi karena orang penasaran sama cara saya menulis dan ilustrasi pada blog, bukan pada topik tulisan saya. Karena semua topik yang saya tulis masih topik tugas kelas blogging. Saya mau tanya nih pada yang sudah baca blog saya, kalian teman-teman sekelas saya, kan? Yang penasaran dengan cara nulisnya (sisi kepenulisan)?
Ada sih, pengunjung organik dari google, tapi lagi-lagi saya tidak bisa menjadikannya data untuk menentukan RPEM blog saya ke depan, karena yang dibaca masih artikel yang tidak ada hubungannya dengan latar belakang maupun tujuan blog saya.
Dengan pertimbangan hal di atas, saya tidak bisa menentukan RPEM blog saya berdasarkan karakteristik pengunjung yang hadir sebelumnya. Saya memilih menentukan RPEM blog saya berdasarkan topik dan pondasi blog ini. Kata kunci untuk memahami blog ini adalah: blog Fillaah, purposed life (ikigai), eksplore tentang keseimbangan peran dan urusan hidup.
Analisa Target Pembaca
Secara umum, konten blog ini akan menuju orang-orang yang memiliki pemikiran seperti saya atau yang mengarah/mendekati dalam hal berikut ini:
- Kesadaran terhadap hakikat dan tujuan hidup (Purposed life/ikigai)
- Memahami realitas hidup (hidup itu singkat dan akan ada hisab)
- Mengerti konsekuensi hidup (hidup itu ujian)
- Menentukan prioritas hidup
- Menetapkan batasan
- Menghargai hidup (hidup itu yang harus disyukuri banyak, banyak banget)
- Memiliki cita-cita mulia
- Mencari keseimbangan dalam peran dan urusan hidup
- Memiliki keinginan bahagia dan sedikit penyesalan akibat kesalahan sendiri
Mbak Risa
Seorang ibu rumah tangga dengan 3 anak yang baik dan suami yang bisa berperan sebagai imam keluarga. Kesehariannya selain mengurus rumah dan keluarga, mengantar jemput anak, dia juga memiliki usaha online berjualan mainan edukatif dan buku anak. Keresahannya adalah dia ikut memikirkan bagaimana cita-cita keluarganya untuk beribadah ke tanah suci, memberikan pendidikan yang sesuai untuk anak-anaknya, dan berbakti kepada orang tuanya dan orang tua suami, dan juga bagaimana mempersiapkan penghidupan di hari tua nanti karena suami seorang karyawan perusahaan dan dia merasa usahanya belum mampu menopang kehidupan mereka nanti. Hal lain yang mengganggunya adalah dia dan suami mulai merasakan sakit yang sepertinya karena kurang menjaga pola hidup sehat. Keluarga mbak Risa dekat dengan masjid dan dia menikmati kajian ilmu yang sangat berperan membantunya mengatur arah hidup dan keluarganya. Bisa dibilang keluarga ini keluarga religius dan memiliki circle religius juga. Mbak Risa berupaya menyeimbangkan perannya sebagai istri, ibu, anak, teman, tetangga yang baik dengan dan juga berusaha menstabilkan kehidupan rumah tangganya.
Mbak Hani
Mbak Hani saat kuliah aktif di kerohanian kampus, bertemu suaminya yang aktivitas juga. Cita-cita sebelum menikah adalah memilih pekerjaan yang nyaman dan aman bagi wanita muslimah. Saat menikah mbak Hani baru sadar ternyata kebutuhan untuk keluarga itu besar dan orang tuanya mendorongnya untuk bekerja sebagai ASN yang dianggap bisa mencukupi kebutuhan dan aman hingga hari tua. Singkat cerita mbak Hani dan suaminya diterima sebagai ASN. Di satu sisi dia bersyukur bisa memenuhi keinginan orang tuanya dan bisa menghidupi keluarganya dengan layak. Di sisi lain mbak Hani merasa bersalah karena tidak bisa selalu mendampingi anak-anaknya di usia-usia awal pertumbuhannya. Kesibukannya juga membuatnya semakin jarang menghadiri kajian dan semakin jauh dari dunia islami seperti masa kuliahnya dulu. Ada banyak penyesalan dan kesedihan, tapi dia berusaha menjalaninya. Semua anaknya diberi pendidikan pesantren, dia dan suaminya berharap kehidupan agama anak-anaknya akan lebih baik darinya. Secara daring, mbak Hani suka mengikuti komunitas-komunitas muslimah untuk selalu mengingatkannya akan Allah dan tugas utamanya sebagai istri dan ibu.
Ummu Fatih
Mbak Vita Ummu Fatih memiliki hidup yang orang melihatnya sebagai kehidupan yang sempurna. Setelah lulus kuliah pernah bekerja di perusahaan penerbangan selama 3 tahun. Setelah menikah dia mengikuti suaminya yang bekerja di luar negeri. Keempat anaknya lahir di LN, di 3 negara berbeda. Saat ini Ummu Fatih sudah kembali ke Indonesia. Suaminya bekerja mengurus perusahaan yang didirikannya, anak bungsunya kelas 5 SD. Berperan sebagai IRT saja dengan anak-anak yang sudah besar membuatnya memiliki banyak waktu luang. Dia menyadari nikmat Allah yang sangat besar untuk diri dan keluarganya. Ummu Fatih memikirkan cara bagaimana dia bisa memberi kontribusi bagi lingkungannya. Saat ini Ummu Fatih mendirikan majelis ta’lim di rumahnya dan ingin memberikan manfaat lebih luas dengan melatih Ummahat agar memiliki keterampilan yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Ummu Fatih meluaskan pergaulannya secara daring di circle Ummahat pengajian yang produktif dari rumah.
Mbak Dila
Mbak Ninda
Mbak Ninda seorang dokter mata berusia 34 tahun. Dari SMP sudah memakai jilbab tapi dia tidak terlalu berminat aktif di kegiatan keagamaan. Dia lebih fokus ke pendidikan. Hidupnya baik, keluarga tenang, anak-anak pintar, secara sosial berpengaruh di lingkungannya. Tapi belakangan ini mbak Ninda merasakan keresahan tentang perannya sebagai ibu dan istri yang rasanya kurang upgrade ilmu agama. Perasaan ini berawal dari kedekatan putrinya Mayra yang kelas 4 SD ke kakak iparnya yang perempuan, sebut saja mbak Farah. Mayra suka chat dan sama mbak Farah minta diajarin desain canva. Mbak Farah ini IRT yang juga seorang content creator akun dakwah muslimah. Lama-lama Mayra juga tertarik belajar Islam sepertinya. Dan sejak mbak Farah menghadiahi Mayra satu set gamis warna magenta kesukaannya, Mayra jadi kelihatan makin ke arah alim. Hal ini membuat mbak Ninda iri. Belum lagi suaminya tanpa sengaja menyinggungnya saat ngomongin mbak Farah yang enak kerjanya di rumah saja, nggak bikin suaminya khawatir. Mbak Ninda merasa ada yang perlu diperbaiki dalam dirinya, salah satunya belajar agama lebih dalam meskipun nggak mau yang berat-berat dulu. Mbak Ninda jadi suka lihat quote islami dan mendengarkan kajian YouTube dengan tema random.
Bu Santi
Bu Santi adalah nenek baru. Usianya 53 tahun. Putrinya baru melahirkan anak pertamanya. Awalnya Bu Santi berpikir punya cucu itu senang tinggal nimang-nimang aja. Hal yang tidak dipikirkan sebelumnya terjadi. Putrinya merasa belum siap menjadi ibu, dia sering menangis. Bu Santi merasa bersalah karena merasa dulu tidak cukup mempersiapkan putrinya untuk menghadapi dunia rumah tangga. Bu Santi hanya mendukung anaknya untuk terus berprestasi di sekolah. Bu Santi bertekad mendampingi putrinya memperbaiki mindset dan melatih kesabaran serta ketrampilan sebagai ibu dan istri. Dengan tekadnya itu,Bu Santi suka belajar apa saja yang berkaitan dengan urusan ibu muda, kajian Islam, bahkan kesehatan mental. Kalau ada artikel bagus Bu Santi akan share ke putrinya.
Mbak Kinan
Mbak Kinan berasal dari sebuah desa di Pandaan, kabupaten Pasuruan yang bekerja di Bandung. Menikah dan tinggal di Bandung juga. Dia termasuk muslimah yang update perkembangan baru. Saat di circlenya ramai ikutan campaign zero waste dan sustainability, dia ga mau ketinggalan. Bagi dia sustainability ini bukan hal baru, ibu bapak nenek kakeknya di desa sudah menerapkannya dari dulu. Karena itu dia merasa sudah punya cukup pengalaman dan ikut serta juga mendukung campaign ini. Dia malah ikut bersemangat menularkan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat desa yang lain yang membuat kehidupan di desa itu damai, sederhana, dan tidak mudah stress, yang juga bisa diadopsi oleh masyarakat kota.
Mbak Prita
Mbak Prita, muslimah 26 tahun yang bekerja sebagai pengelola sebuah daycare di Jakarta. Keluarganya tidak religius, tapi mbak Prita ingin memulai perjalanan spiritualnya. Mbak Prita pembawaannya tenang dan selalu terlihat berseri wajahnya. Hidupnya tertata dan terarah berkat disiplin dan pendidikan dari keluarganya. Mbak Prita tertarik dengan konten-konten islami dari media online. Prinsip-prinsip dalam Islam banyak diterapkannya dalam kesehariannya. Meskipun secara penampilan mbak Prita tidak menggunakan jilbab, tapi penampilannya selalu sopan bersahaja. Temannya banyak yang berjilbab dan mbak Prita menyimpan keinginan suatu hari bisa seperti mereka
Demikian profil reader persona dari blog ini. Adapun target pembaca terbanyak adalah seperti sosok profil mbak Risa. Emphaty Map mbak Risa saya jelaskan di bawah ini.
Emphaty Map Profil Mbak Risa
Sosok Mbak Risa
Mbak Risa adalah sosok ibu rumah tangga muslimah berusia 37 tahun dengan 3 orang anak, 2 laki-laki dan satu perempuan. Mbak Risa berasal dari Solo, sedangkan suami orang Malang. Saat ini mereka tinggal di kota Depok. Keluarga mbak Risa dekat dengan masjid, sering menghadiri kajian Islam, dan juga melihat kajian di internet. Penampilan mbak Risa memakai kerudung lebar, gamis, kaos kaki, tidak berdandan tetapi merawat diri dengan skincare. Pembawaannya ceria tapi lembut, sederhana dalam berpakaian, menyukai warna-warna basic dan populer asal tidak ngejreng.
Daily Life Mbak Risa
Kegiatan sehari-hari selain mengurus rumah tangga dan anak, mbak Risa menjalankan usaha onlinenya berjualan buku anak, buku islam dan mainan edukatif. Usaha ini sudah dijalaninya selama 2 tahun dengan omzet yang kadang naik, kadang standar. Selain itu mbak Risa mengikuti kelas tahsin seminggu 2 kali dan kelas-kelas online yang dia jadwalkan sebulan sekali untuk meningkatkan skillnya.
Media sosial yang sehari-hari digunakannya adalah WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Apabila butuh tutorial memasak mbak Risa lebih suka melihat YouTube. Saat scroll sosial media, mbak Risa suka mampir di page/akun home decor, halal food, parenting, marriage, cooking, dan quotes Islam.
Obrolan dengan teman mbak Risa adalah seputar bagaimana sekolah anak, biaya pendidikan di pesantren A,B,C, anaknya teman ngaji masuk kuliah biayanya sekian sekian (biaya pendidikan). Mengapa anaknya teman ngaji ada yang pacaran, suka ke bioskop, dll (kenakalan anak). Bu C nggak terlihat seminggu ini katanya karena kolesterol tinggi, badannya sakit semua (kesehatan keluarga). Mbak D jarang ke pengajian sekarang, kayaknya.sih males (keistiqomahan). Obrolan lain adalah seputar hukum syariah, kajian, dan kelas online ustadz.
Mbak Risa senang apabila bertemu orang baru dan berbincang ramah, meskipun tidak saling mengenal nama. Di lingkungannya mbak Risa dikenal mudah beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Suka berbagi resep bekal sederhana yang hemat dan sehat buat anak, mencari rekomendasi skincare yang pasti-pasti aja, ga mau yang terlalu murah dan terlalu mahal, mempertimbangkan brand halal dan terpercaya. Goalnya untuk kulit bisa seperti kulit anaknya yang masih 4 tahun itu sudah oke, ga mau yang glass skin dia mah.
Mbak Risa terlibat dalam perbincangan tentang sosial lingkungannya, memperhatikan siapa saja tetangganya yang baru lahiran atau teman masjid yang sakit, atau mendiskusikan tempat sampah dekat rumah kosong yang selalu porak-poranda akibat ulah anabul-anabul liar.
Mindset dan Perasaan Mbak Risa
Mbak Risa termasuk muslimah yang sudah set untuk purpose of lifenya. Hidup hanya untuk Allah dan sebisa mungkin menjalani hidup itu dalam rel aturan Allah. Memang nggak mudah, karena itu mbak Risa butuh support system, seperti keluarga dan circle yang tepat.
Mbak Risa sangat menghargai hidup. Dia selalu berusaha memperbaharui rasa syukurnya setiap hari, mengucapkannya dengan menyebutkan rasa syukur akan hal-hal yang dinikmatinya bersama keluarga. Hal itu membuat perasaannya nyaman dan selalu lapang. Menurutnya nikmat Allah kepadanya sangatlah besar. Meskipun dalam hidupnya ada beberapa hal besar dari panjatan doanya yang tidak terkabul, dengan kedewasaannya mbak Risa menyadari kalau hal-hal baik lain yang diterimanya jauh lebih banyak. Apa yang Allah izinkan terjadi pasti terjadi yang tidak diizinkanNya maka tak akan terjadi, itu keyakinannya.
Dengan hidupnya ini mbak Risa ingin mengelolanya dengan baik, agar hidup dan waktunya bermanfaat tak hanya untuk dirinya dan keluarganya, tetapi bisa menjangkau orang lain yang lebih luas. Tapi mbak Risa tidak tahu bagaimana mewujudkannya, sedang dirinya sendiri masih sering kewalahan memanaje urusan diri dan rumah tangganya.
Mbak Risa mulai berlatih menata skala prioritas. Kalau dulu awal umur 30-an, dia suka mencoba hal-hal baru, saat ini mbak Risa perlu benar-benar selektif memilih aktivitas tambahan, dia hanya mengambil yang benar-benar bermanfaat baginya terutama untuk jangka panjang. Aspek waktu, tenaga, dan dana sangat dia perhitungkan.
Memang, sejak anaknya masuk ke sekolah menengah, mbak Risa mulai banyak berhitung. Berhitung segala hal. Tentang dana yang akan dibutuhkan untuk pendidikan anak-anaknya, tentang impiannya bersama suami untuk ibadah haji, tentang orang tuanya, tentang umurnya yang semakin hari makin berkurang, tentang ibadahnya yang harusnya makin meningkat nyatanya sering melemah karena kecapekan. Mbak Risa berhitung tentang segala sumber daya dimilikinya dan list goals dalam hidupnya. Mbak Risa merasa terlambat menyadari akan banyak hal.
Mbak Risa ingin hidupnya lebih terorganisir, ingin memetakan strenghtnya, weaknessnya, dan hal lainnya yang penting untuk melihat kemampuannya dan potensinya. Dia ingin memastikan tidak akan lebih banyak lagi penyesalannya di masa yang akan datang karena kurangnya memahami situasi atau terlampau abai dengan hal-hal penting hari ini yang akan mempengaruhi hari depannya.
Sebagai seorang manusia, mbak Risa memiliki perasaan takut akan kehilangan. Pandemi covid lalu kakaknya yang tulang punggung keluarga meninggal dunia dengan meninggalkan istri dan seorang anak. Mbak Risa takut mengalami hal yang sama. Keluarganya termasuk survivor covid-19, perasaan takutnya kala itu masih membekas hingga kini.
Hal yang membuatnya kembali tenang adalah ketika terus-menerus mengingat Allah dengan dzikir, mengabaikan perasaan-perasaan takut itu dan mengingat banyaknya keajaiban dalam hidupnya atas izin Allah.
Perasaan lain yang membuatnya tidak nyaman adalah kenyataan bahwa mbak Risa belum bisa memberikan apa-apa untuk orang tuanya. Keputusannya untuk resign selamanya dan memilih total mengurus keluarga mengecewakan kedua orang tuanya. Meskipun semakin ke sini orang tuanya tidak lagi menuntut dan lebih memahami, mbak Risa merasa harus membuktikan bahwa dia juga bisa berkarya dari rumah. Namun kenyataannya hal itu belum berhasil.
Mbak Risa sedikit terhibur manakala skill baru seperti public speaking yang dipelajarinya memberikan hasil. Misalnya, bulan lalu mbak Risa berhasil menjadi speaker webinar tentang metode Montessori. Yang harus dilakukannya adalah lebih konsisten melakukannya.
Ketakutan lainnya adalah mbak Risa takut orang tuanya meninggal sedang dia jauh dari mereka, tidak berada di sisinya. Mbak Risa selalu berdoa bisa berada di sisi orang tuanya ketika orang tuanya sakit atau meninggal nanti.
Hal yang Mempengaruhi Mbak Risa
Ketika pulang ke kampung halamannya Solo, mbak Risa masih mendengar celetukan bernada nyinyir dari tetangga atau kerabatnya, “eman ya, sarjana tapi Cuma ngurusin anak di rumah”
Mbak Risa Cuma bisa beristighfar, menahan emosinya sendiri.
Di lingkungannya sendiri mbak Risa sudah tidak ada yang berpikiran seperti itu. Tapi memang ketika pulang ke kampung halamannya, hal itu masih sering terjadi.
Teman-teman mbak Risa menganggapnya sebagai ibu yang bertanggung jawab dan suka berkarya. Meski di rumah saja, namun mbak Risa bukan sosok yang santai-santai, bukan jenis kaum rebahan, lah.
Mbak Risa suka mendengarkan podcast bisnis di sela aktivitas rumah tangganya. Meski mbak Risa merasa tertatih dalam menjalani bisnis online, namun hal itu tetap ditekuninya, karena dia menikmati proses dan hasilnya.
Customernya mengatakan senang berbelanja buku dan mainan edukatif ke mbak Risa karena mbak Risa bersikap ramah dan bisa menjelaskan dengan rinci.
Suami dan anaknya mengatakan kalau mbak Risa sudah seperti resepsionis bank kalau sedang berbisnis, bicaranya manis dan membuat tertarik.
Customer mbak Risa biasanya ibu-ibu yang peduli pendidikan anaknya. Jadi mbak Risa juga banyak belajar dunia pendidikan anak. Channel YouTube favorit ibu-ibu tentang pendidikan juga menjadi langganan mbak Risa untuk disimak.
Impian Mbak Risa
Impian Mbak Risa sebetulnya biasa saja khas emak-emak shalihah. Ingin keluarganya kuat, selalu tentram, damai, bahagia bersama suami dan anak-anak. Ingin anak-anak Sholih Sholihah dan berhasil pendidikannya. Ingin bisa ke Mekah setahun 4 kali seperti tetangganya. Ingin melakukan perjalanan ke tanah suci dengan orang tuanya. Cita-cita yang lain adalah bisa bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.
Mbak Risa juga ingin membangun bisnis lain yang bisa auto pilot. Dia baru sadar jika usaha yang dipilihnya saat ini sulit berkembang pesat karena perlu edukasi yang ternyata menyita waktu.
Bisa sukses bagi mbak Risa adalah bisa tetap yakin akan impiannya meskipun belum terwujud. Bisa selalu optimis menjalani hari dengan perasaan syukur dan selalu menguatkan ilmu dan amalnya, Istiqomah dengan perasaan lapang itu menjadi target harian mbak Risa. Baginya, selama yakin dan terus berdoa, apa pun keputusan Allah padanya dia bisa menerimanya. Dan bukankah daftar mimpi yang dibuatnya itu juga bagian dari ketetapan Allah?
Permasalahan Mbak Risa
Dalam mencapai impiannya mbak Risa memikirkan keuangan keluarganya yang tak kunjung ada peningkatan yang signifikan. Sepertinya banyak pos yang harus dilakukan perampingan dana dan juga harus memikirkan sumber lain untuk pemasukan.
Mbak Risa sendiri merasa seperti energinya tidak cukup untuk mengerjakan target harian pekerjaannya. Sama dengan suaminya, sekarang dia mudah lelah dan vertigonya sering kambuh.
Mbak Risa juga merasa bahwa waktu sehari itu rasanya kok kurang banyak. Astaghfirullah, apakah ini pertanda dia kurang bersyukur?
Mbak Risa sedang mencari cara agar diri dan suaminya bisa lebih sehat dengan cara alami dan menyenangkan, agar bisa beraktivitas dan bekerja lebih optimal.
Panggilan Khusus Untuk Para Pembaca
Karena blog saya ini ingin dikenal sebagai blog dengan purpose Fillaah, maka saya berencana menggunakan panggilan “teman Fillaah” kepada pembaca saya.
Panggilan teman Fillaah menjadi pengingat bahwa di blog ini para pembaca akan disajikan cara pandang dan solusi dari sudut pandang Islam, yang berusaha dekat dengan Allah.
Panggilan teman Fillaah juga menguatkan bonding dengan pembaca, bahwa kita bukan sekedar blogger dan pembaca, tapi juga saudara seislam, sister fillaah, yang berinteraksi lillaah.
Penutup
Demikian Persona dan Emphaty Map yang saya buat untuk blog Simplyinharmony. Harapan saya peta tentang target pembaca yang saya buat ini bisa membantu saya untuk mengenali kebutuhan pembaca dan merencanakan topik tulisan yang sesuai untuk para pembaca, sehingga bisa membangun bonding yang lebih kuat dengan mereka, sekaligus menemukan ciri khas blog saya.
Hmmm saya masuk kategori mana yah? Sebagian kecil ada di mba Risa, tak apa kita tetap Teman Fillah
ReplyDeletePintu selalu terbuka mbak Dwi, dengan senang hati menyambut teman Fillaahku 💐
DeleteWah panggilan yg indah sekali untik pembaca "Teman Fiilah." Agar kita selalu ingat berada di jalan Alloh.
ReplyDeleteBiar terasa dekat di hati, Bu Yayuk 🙏
DeleteSetuju dg bu yayuk, berasa adem dengan panggilan "teman fillah" 🥰
ReplyDeleteAdem tapi ga pake AC atau es ya mbak. Mbak Puput mah tipe adem Windy Windy semilir🍃🍃
DeleteWah hampir semua pilihan hidup saya ada di masing-masing karakter.. jadi sulit juga memilih saya di posisi mana
ReplyDeleteMain sini auto jadi bestie mbak Juwita🥰
DeleteMeski belum keseluruhannya jd Mbak RIsa, tp saya tertarik utk baca artikel di SImplly in Harmony ke depannya
ReplyDeleteHeyyy....always open the door for all reader type...terutama yang suka kembali ke jalan Allah 😊
DeleteMenarik sekali mbak panggilannya, teman fillah. Tapi sekaligus merasa insecure apa udah pantes jadi teman fillah hihi
ReplyDeleteEmbracing all muslimah mbak Novita, sayang semuanya🥰😊
DeleteAku masih belum ada yang klik bu Liha ada sebagian kecil saja yg sama, tapi aku akan tetap jadi pembaca fillah ☺
ReplyDeleteTerima kasih mbak Fava. Bayangan saya pembaca ya semua orang, tapi karena harus menentukan yang spesifik maka yang ditulis itu gambaran teman-teman saya selama ini, para kaum emak yang banyak pikiran dan butuh teman berbagi😇
DeleteKeseimbangan, tawazun. Pelaksanaannya ternyata tidak semudah mengucapkannya 😅 ditunggu artikel-artikel inspiratifnya ya, Mbak.
ReplyDeleteBetul banget mbak Iis, ga mudah hidup dalam tawazun. Tapi kita bisa saling menginspirasi dan saling mengingatkan, ya kan?
DeleteNambah ilmu lagi dari sini, terima kasih kak..
ReplyDeleteTerima kasih juga mbak Khusnul
Delete